HAI CHIKA - 09

1.5K 323 4
                                    

         
                9. TEMAN KONTRAK CHIKA (1)


"Chika, kamu tau arti merpati itu apa?"

Chika yang sibuk mendengarkan lagu favoritnya di dalam kamar kini terfokus pada sang kakak yang tadinya sibuk menulis sesuatu, sekarang malah mengajaknya berbicara.

"Tau," jawab Chika menganggukkan kepalanya.

"Apa coba?"

"Burung."

Shani, sang kakak dari Chika itu langsung tertawa mendengar jawaban dari adiknya. Dia meletakkan pensilnya di atas meja, kemudian mendekati sang adik yang duduk di atas kasur.

"Chika.. merpati itu menandakan sebuah kesetiaan. Merpati juga menjadi simbol keharmonisan."

"Ohh." Chika menganggukkan kepalanya berkali-kali.

"Chika."

"Hmm?" Chika sedikit jengkel pada kakaknya ini. Sudah tau dirinya ingin tenang mendengarkan musik dari earphone, tapi selalu saja diganggu oleh panggilan kakaknya.

"Keluarga kit--"

BRAKK!!!

"Shani! Chika! ayo cepat keluar!"

Kedua kakak beradik ini langsung kaget karena Papa mereka tiba-tiba saja masuk kedalam kamar dengan wajah yang panik.

"Kenapa, Pa?" tanya Shani yang beranjak dari kasur berbarengan dengan Chika.

"Gak usah bertanya seperti itu! kamu! kamu benar-benar membuat semuanya hancur!"


"HAHHHH!!!"

Chika langsung bangkit dari tidurnya dengan nafas yang tersenggal-senggal. Keringat bercucuran di wajahnya, akibat mendapatkan mimpi buruk kembali.

Dia memegang kalung yang terjuntai di lehernya. Menghela nafas panjang kemudian menyibakkan rambutnya kebelakang.

"Bangun juga akhirnya."

Mendengar suara yang tak asing di telinganya, Chika menoleh ke samping dan melihat Ara yang duduk disamping bangsal nya. Tunggu dulu. Apa? bangsal?

Chika langsung melihat sekitarnya hingga menimbulkan tatapan bingung di wajahnya. Ini ruangan UKS. Bagaimana bisa dia berada disini?

"Lo tadi pingsan, makanya gue bawa kesini," kata Ara yang mengerti maksud tatapan Chika. Dia berdiri, menarik tisu di atas nakas kemudian mengusap keringat yang bercucuran di wajah Chika.

Tindakan Ara ini tentu membuat gadis bermata coklat ini menoleh padanya. Dia memandang manik mata anak itu, dan lagi-lagi dirinya merasakan degupan jantung yang berdetak kencang sekali.

"Lo itu kenapa sih sebenernya? tadi ngigau gak jelas, terus bangun-bangun langsung kayak gini. Mimpi buruk?" Ara membuang tisu bekas keringat Chika kedalam tong sampah, lalu duduk kembali.

Chika menggeleng menjawabnya. Setelah itu dia berbicara kembali, "gue mau pulang."

"Tapi.. dokter UKS belum sur-"

"GUE MAU PULANG!"

"Buset," kaget Ara mendengar bentakan dari Chika. Dia menaikkan kedua tangannya kedepan. "Iya, iya, lo pulang nih, lo pulang."

Chika menurunkan kakinya, berusaha ingin melompat dari bangsal ini. Namun karena ceroboh, dia hampir saja terjatuh karena tergelincir. Untung saja Ara berhasil menangkapnya dengan cara memeluk gadis itu.

HAI CHIKA! | CHIKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang