HAI CHIKA - 02

2.1K 370 28
                                    

Sebuah mobil sedan hitam berhenti tepat di depan gerbang SMA Cakrawala. Pintu mobilnya terbuka, dan memunculkan seorang gadis yang berhasil membuat seluruh pandangan orang-orang disekitarnya mengarah padanya.

Chika. Membalut seragam dengan jaket hitam yang ujung tangannya ditarik keatas, menguncir rambut, memakai gelang hitam di tangan kiri, dia berjalan masuk kedalam sekolah barunya dengan memasukkan kedua tangan kedalam saku jaket dan mengunyah permen karet.

"Anak baru ya, neng?" sapa satpam sekolah begitu Chika melewati pos satpam.

Tak menjawab, Chika hanya menoleh, kemudian berjalan lagi dengan memasang wajah datarnya. Sok akrab. Pikirnya pada satpam itu.

Sudah di lobby sekolah. Namun Chika berdiam di tengah, memikirkan dimana ruang kepala sekolah terletak. Dia harus menemui kepala sekolah untuk membicarakan kelasnya.

"Hai, ada yang bisa gue bantu?" Chika sedikit tersentak begitu mendengar suara seseorang yang tiba-tiba sudah berdiri di sebelahnya.

Sedikit menyipitkan matanya, melihat name tag yang ada di jas seragam gadis di sebelahnya ini. "Aku Jessie, anak kelas 11 IPA 1," kata Jessie sembari tersenyum ramah. Dia baru saja datang ke sekolah. Terbukti dari dirinya yang masih menenteng tas sekolahnya.

Tak menjawab, Chika hanya menatap Jessie, yang memiliki wajah mirip salah satu kartun disney.

"Hm?" Jessie memajukan wajahnya sedikit.

"Kenapa diam aja? lo gak bisa ngomong?"

"Bisa." Chika mengangguk pelan.

"Oh bisa. Jadi, perlu bantuan gue gak? kayaknya lo anak baru deh, gue gak pernah liat bentukan kayak lo gini di sekolah ini."

"Ruang kepala sekolah--" Lihat, Chika sedikit bergetar berbicara dengan orang baru. "--dimana?"

"Oh ruang kepala sekolah---" Jessie mengangguk-anggukkan kepalanya. "Gue anterin aja gimana? atau bisa dibilang, lo mulai sekarang jadi temen gue deh. Mau?"

Chika terdiam. Agaknya dia curiga dengan gadis ini. Hei, apakah mengikat tali pertemanan segampang itu? Mungkin Chika tak tahu saja, kalau Jessie ini berasal dari keluarga yang komunikasinya humble sekali. Bapak lulusan jurusan psikolog, Ibu lulusan jurusan komunikasi, kakak-kakaknya juga anak jurusan komunikasi. Jadi wajar saja jika Jessie mudah sekali berkomunikasi dengan orang-orang baru.

"Hei? kok bengong?"

"Eh, iya." Chika tersenyum simpul. "Sampai dimana tadi?"

"Ah iya. Lo mau enggak gue anterin ke ruang kepsek? tapi setelah itu gue cabut ya, mau ke kelas. Bisa gawat kalau gue belum masuk kelas sebelum bel berbunyi."

"Iya."

"Yaudah, yuk."

Chika kaget. Pasalnya tangannya digenggam oleh Jessie dan menariknya untuk berjalan beriringan. Selama dia hidup, baru kali ini orang asing memegang tangannya. Biasanya tangannya ini hanya dipegang oleh keluarga besarnya saja. Bisa dibilang, Chika sama sekali tak memiliki teman, kecuali saudara-saudaranya.

o0o

"Sekali putar diwajah, ghibah, menambah dosa, nananananana." Gadis berambut pendek dan memakai behel di deretan giginya sedang asik bernyanyi, bergerak heboh bersama temannya yang berambut pirang. Mereka berdua namanya Mira dan Olla. Dua gadis yang sepaket, dan selalu nyambung kalau sedang berjokes.

"Gakpapa dosa, gue gedeg banget sama si Suripto, bisa-bisanya dia ngasih tugas biologi berat banget, musuh abadi emang" kesal Olla, si gadis racing.

"Iya sih, Suripto kan emang musuh abadi kita. Yakan guys?" Cewek gamers, Mira, mendukung perkataan Olla.

HAI CHIKA! | CHIKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang