HAI CHIKA-19

8.3K 1K 268
                                    


🕯Yang tidak vote, tugasnya dibanyakin guru🕯


Flora fokus menatap layar laptopnya yang ada di atas meja belajarnya. Dengan menumpu dagunya, dia asyik membaca artikel-artikel yang terpampang di layar laptop miliknya itu.

"Ketemu," gumamnya dengan pelan. Dia meraih sebuah buku catatan yang terletak di samping laptopnya, kemudian menuliskan sesuatu.

Misi ke-567

Pembunuhan anak sekolah.

-Kalung Merpati.

Ketikan di atas adalah tulisan yang dari dulu tertulis di kertas catatan Flora. Dia yang tadinya ingin menulis sesuatu, tiba-tiba berhenti karena tersadar akan satu hal.

"Tapi apa mungkin ya, kalung Kak Chika ada kaitannya sama Shani?" gumamnya dengan alis yang mengernyit. Dia memejamkan matanya setelah dirinya bersandar pada sandaran kursi belajarnya.

"Chika.."

"Shani.."

Flora membuka kelopak matanya secara perlahan. "Gak mungkin mereka ada hubungannya. Tapi, gak mungkin juga kalung merpati itu bisa dimilikin oleh dua orang yang asing."

Lelah berpikir keras, Flora mengacak rambutnya dengan kasar seraya berteriak.

"Arghh!! Susah banget kasus kali ini!" katanya dengan frustasi.

"Susah apanya?"

Dey, gadis yang membalut pakaiannya dengan hoodie putih itu berjalan memasuki kamar Flora, dan mendekati temannya itu.

Flora memutar bola matanya. "Diam lo," dengusnya kemudian kembali menatap layar laptopnya.

Dey terkekeh. "Santai, ngab." Dia berdiri di belakang Flora, menatap layar laptopnya juga.

"Lah, lo ngapain cari artikel tentang sekolah kita?" Dey mengernyit karena tak mendapatkan respon dari Flora.

"Jawab lah anjir, kok diam. Bisu lo?"

Flora berdecak. Dia menoleh sebentar ke belakang, kemudian bersuara cuek.

"Gue masih fokus cari kasus ini."

Dey melirik buku catatan yang di sentuh Flora, kemudian meraih buku itu dan membacanya. Kedua kelopak matanya langsung terbuka lebar membaca tulisan-tulisan temannya itu.

"Anjir!" pekiknya, hingga Flora menatapnya. "Tulisan lo kayak dokter, gak bisa dibaca!" komentarnya dengan mata yang menyipit, untuk membaca tulisan Flora.

"Tolol," tukas Flora langsung. "Bukan lembar yang itu. Tapi yang ini." Dia langsung membalikkan lembar selanjutnya, kemudian menunjuk tulisannya. "Yang ini."

"Ohh." Dey terkekeh. "Bilang dong," ucapnya seraya mulai membaca tulisan milik Flora ini.

"Yaelah, kasus ini lagi. Udah gue bilang, si Shani-Shani itu mati karena bunuh diri. Gak percayaan banget sih, lo." Dey meletakkan buku catatan Flora ke atas meja kemudian memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana.

"Enggak. Gue gak yakin." Flora menatap tajam Dey. "Pertama, alasan Shani bunuh diri itu tiap orang yang menceritakannya beda-beda. Ada yang bilang Shani nembak dirinya sebanyak 12 kali lah, ada yang bilang Shani gantung diri lah, dan masih banyak lagi."

HAI CHIKA! | CHIKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang