12. MARI MENYUSUN PUZZLE."Jangan! jangan pergi!"
"Tenang Tamara, aku ini temanmu. Aku gak bakal biarin kamu sendirian lagi. Ada aku disini. Tenanglah, okei?"
"Teman?"
"Ya, teman."
ooo
"Hei!"
"Loh, kamu kok bisa ke wilayahku?"
"Bisa. Aku kangen banget sama kamu, makanya samperin kamu kesini secara diam-diam."
"Tamara, ayo main kejar-kejaran di taman belakang istana mu."
ooo
"Ayah! mau kemana? kenapa banyak sekali pasukan-pasukan berada di depan istana kita?"
"Putriku, wilayah bangsa kita sudah hampir punah. Kita harus melakukan sesuatu agar menjayakan bangsa ini, dan tidak punah sampai kapanpun."
"Dengan cara?"
"Menyerang bangsa swiper dan mengambil seluruh kekayaan di wilayah itu."
ooo
"Huahhhhh!!!!"
Ara langsung terbangun dari tidurnya dengan nafas yang memburu. Wajahnya berkeringat, dengan dada yang naik turun. Dia menghapus peluh keringat di wajahnya setelah menyibakkan rambutnya kebelakang.
"Udah baca do'a, udah cuci kaki, udah gosok gigi, tapi kenapa dapat mimpi buruk itu lagi sih?"
Gadis yang memakai piyama biru muda motif beruang itu turun dari kasurnya, kemudian berjalan menuju balkon nya. Sembari menghela nafasnya dia menatap langit pagi yang menampilkan cuaca cerah itu.
"Siapa dua anak yang ada di mimpi itu?" gumamnya sembari berpikir keras.
Ara menundukkan kepalanya.Mimpi itu muncul kembali. Mimpi yang selalu datang dua bulan sekali itu kembali muncul. Dimana di dalam mimpi itu, terdapat dua anak kecil yang terlihat akrab sekali. Latar belakang seperti sebuah lingkungan istana, dan terlihat bukan dari tahun modern ini.
"Hahhh---" Ara menghela nafas panjang. "Gak usah dipikirin, itu cuman mimpi, Ra. Jadi jangan setres. Mending sekarang siap-siap buat berangkat sekolah, okei?" monolognya.
o0o
Menatap dirinya di depan cermin, Chika merapikan rambutnya setelah itu dia mengambil tas sekolahnya yang ada di atas meja. Dia memakai tas itu lalu berjalan keluar kamarnya.
"Chik."Baru juga menutup pintu kamarnya, Chika sudah bertemu dengan Fiony yang memakai seragam pramuka. Sedangkan dirinya, dia memakai seragam sekolahnya khusus hari sabtu.
"Apa?" sahut Chika.
"Zee dan Christy gak sekolah dulu hari ini. Jadi kamu sekalian sama aku berangkat sekolahnya."
"Iya."
Chika ingin pergi. Namun langkahnya terhenti karena Fiony menahannya dengan cara memegang pergelangan tangannya.
"Jangan pernah mencintai manusia. Kamu masih ingat dengan peraturan yang dibuat kakek, kan?"
Gadis bermata coklat ini melirik sepupunya dengan ekspresi santainya. Dia tersenyum miring, kemudian berkata, "kenapa bicara seperti itu?"
"Aku tau apa isi hatimu, Chika," jawab Fiony.
"Kita berbeda Fiony, kamu gak mungkin tau apa isi hatiku."

KAMU SEDANG MEMBACA
HAI CHIKA! | CHIKARA
Mystery / Thriller-Thriller dan Fantasi menjadi satu- Sebuah peristiwa membuat sosok gadis yang memakai kalung merpati itu mengalami trauma yang berat. banyak orang yang mengira kalau dirinya mengalami gangguan penyakit mental, padahal yang sebenarnya terjadi adalah..