HAI CHIKA - 16

1.5K 318 11
                                    

         
                16. BUBBY DAN MUMY.

Fiony mengerjapkan matanya begitu dia mendengar suara teriakan dari Chika yang berjalan mendekat dari luar.

Gadis itu terlihat marah. Terbukti dari wajahnya yang memerah, pandangan matanya yang tajam, dan kepalan tangan yang mengerat. Benar-benar menunjukkan ciri-ciri Chika, jika gadis itu sedang marah.

"Kenap-" Mahendra langsung tersendat ucapannya begitu Chika langsung mencekik lehernya dengan kuat. Fiony dan Aya pun terkejut melihatnya.

"Chika!" bentak Aya membantu Mahendra melepaskan genggaman tangan Chika dari leher Mahendra.

Sedangkan Fiony terdiam melihat aksi brutal sepupunya itu.

"APA YANG UDAH KAKEK BICARAIN DENGAN ARA?!" Kuat sekali ucapan Chika ini. Hampir saja telinga Mahendra pecah mendengar bentakan cucunya tersebut.

"Kakek gak ada bicara apa-apa sama dia."

"Bohong! Jangan bohong, Kakek! Aku gak suka orang pembohong!"

Mahendra terdiam. Dia semakin tak bisa bernapas karena perbuatan Chika ini.

Oke. Tidak ada cara lain. Mahendra lansung menendang perut Chika dengan kuat, sehingga cucunya itu tersungkur kebelakang. Fiony langsung mendekati Chika untuk membantu sepupunya tersebut.

"Kakek!" teriak Fiony seraya membantu Chika bangkit. Sepupunya itu tersungkur ke lantai akibat kuatnya tendangan yang diberikan Mahendra kepadanya.

"Jangan macam-macam dengan saya, Yessica," peringat Mahendra dengan tajam.

Bukannya takut, Chika malah berdiri dan ingin menerjang kakeknya itu. Namun tak bisa. Karena Fiony menahan tangannya dengan kuat.

"Lepasin! Aku mau bunuh Kakek! Aku mau balas perbuatan dia ke aku!"

"Chik."

"LEPASIN!"

"Chik."

"LEPASIN FIONY!"

"Chika."

"LEPASIN BRENGSEK!!"

Fiony geram. Dia langsung menampar kuat pipi Chika hingga anak itu terdiam memegang pipinya yang memanas.

Aya dan Mahendra langsung tersenyum puas melihat perlakuan Fiony yang reflek karena greget dengan bebalnya otak Chika.

"Berani ya lo, tampar gue." Tatapan tajam khas Chika kini diarahkan pada wajah Fiony.

"Lo itu lagi mode emosi. Tenangin diri lo, Chika. Jangan bikin penyakit lo tambah parah," tekan Fiony pelan di depan wajah Chika, agar Aya dan Mahendra tak mendengar ucapannya.

Chika langsung mendengus mendengarnya. Dia berbalik, dan berjalan keluar rumah seraya mengaktifkan ponselnya untuk menghubungi Jessie. Setelah terhubung, dia pun bersuara.

"Halo Jessie. Share lock rumah lo sekarang."





o0o

Ara sudah menghabiskan banyak sate yang ia pesan di angkringan. Lihatlah. Sudah puluhan tusukan sate yang terletak di piring, menandakan dia sudah memakaan sate lebih dari sepuluh.

Hari sudah malam. Di temani suara abang-abang pengamen, dia duduk di angkringan sate taichan dengan pikiran yang kurang kondusif.

Iya. Ara mampir ke angkringan ini untuk meredakan rasa pusing dan bingungnya mengenai perkataan kakek Chika tadi.

"Kak, ada uang, ndak? Mau mam. Laper."

Tersentak dari lamunannya, Ara menoleh kesamping begitu mendengar suara seorang bocah yang sedikit tak sempurna mengucapkan kata-kata.

HAI CHIKA! | CHIKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang