🪐16

82 15 0
                                    

Sepanjang penampilan mas raka, aku cuma bisa menahan nafas. Gimana nggak? Isinya bantingan tendangan semua.

brak bruk brak bruk

Sakit gak tuh?

Duh...

Bagus sih tapi dibanding itu, perasaan khawatir lebih mendominasiku saat itu.

Selesai performance mas raka, riuh tepuk tangan penonton meramaikan gedung malam itu.

Aku langsung bergerak menyusul mas raka di belakang panggung

"Mas..."

"Eh iya sonya..."

"Mas luka?"

"Luka?"

"Tadi banyak adegan banting membanting..."

"Oh itu... gapapa sonya, memang begitu kalo silat seni, semacam film aksi kan?"
Mas raka tersenyum

"Coba liat dulu sikunya, lengan bajunya diangkat mas..."

"Nggak usah.. nggak apa-a.."

"Nggak apa-apa gimana? Tuh berdarah!" Omelku sambil menunjuk sikunya

"Oh kayaknya kena kerikil tadi.." dia cuma mengelap darah di sikunya yang tergores

"Bentar, mas tunggu di sini!!"

Mas raka terkejut melihatku bertingkah galak.

Aku berbalik mencari tasku

Untung aku selalu sedia obat merah... setelah itu aku kembali ke tempat mas raka berada. Dia sedang duduk di atas tikar diam menatapku.

"Sonya marah?"

"Nggak."

Aku segera membuka obat merah

"Sikunya..." suruhku

Tanpa protes mas raka menyerahkan tangannya padaku

"Kalo luka iti diobatin! Jangan dicuekin! Kalo infeksi gimana?"

Omelku tanpa henti

"Makasih ya." Mas raka menatapku sambil tersenyum

"Hmm." Jawabku masih kesal. Gatau kenapa kesal.

"Sonya..."

Aku mendongak menatap mas raka..

"Jangan sama cowok itu."

Dia menatapku lekat-lekat..

Tatapannya sungguh sangat melemahkan pertahanan...

Heh? Tunggu... dia bahas siapa?

"Dimitri? Kenapa mas? Kenapa tiba-tiba bahas dia?

"Mas punya feeling gak bagus sama dia."

Tunggu..  sekarang dia mau ikut campur urusan asmara gue?

"Mas bilang ini kapasitasnya sebagai apa mas?"

"Mas kan kakak sonya..."

Oh...

Kami kan cuma kakak adik. Haha.

"Aku gabung sama tim ku dulu mas."
Aku segera pergi dari sana...

***
.
.
.

Ilustrasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilustrasi

.
.
.
Selesai penampilanku, trio kupret menghampiriku sambil menggodaku

"Cieh... ternyata beneran bisa nari..."

"Gue udah bilang kan?" Kataku songong

"Mas raka juga ganteng..."

"Harusnya gue yang bilang ya jo.." kataku santai

"Eh mas raka..." luke menatap belakangku

Aku langsung panik celingak celinguk mencari keberadaan mas raka

Sialan gue diprank...

"Hahahaha... kena lo! Tapi tadi mas raka keren banget bisa salto gitu kalo gue udah nyungsep son..."

"Beda dong lo sama dia..." dengusku

"Bedanya apa?" Luke mulai ngeselin

"Dia jagoan kesayangan akuuuu...."
Candaku santai

"Eh mas raka..." jojo menatap belakangku

"Gue gak bakal kena prank lagi ya jo..." omelku sambil menyeringai

"Prank apa?"

Suaranya....

Damn...

Aku langsung menengok pelan

"Mas..." aku meringis

"Hahahahaha kena lagi lo sonyaaa!!!"
Luke ngakak sampe nangis

"Makanya jangan takaburrr!!" Rayn ikut ketawa ngakak di belakang jojo dan luke

"Aku bisa ngobrol bentar sama sonya?"

DEG

Trio durjana akhirnya melipir minggir memberi ruang buat aku dan mas raka..

"Sonya, tadi bagus banget narinya.."

"Makasih mas..." jawabku pendek

"Mas mau ngomong sesuatu ke kamu, maaf banget kalo menyinggung.."

Dia mau ngomong apa?

"Sonya udah kayak adek mas sendiri. Sonya tau ini kan?"

Oh...
Ini...

"Iya mas tenang aja."

"Mas cuma gak mau kamu dan orang-orang salah paham ke kita... nanti yang awalnya mau deketin sonya gajadi karena dipikirnya kita..."

"Tapi kemaren mas ngelarang aku sama dimitri?"

"Iya.. kecuali dia..." mas raka mengalihkan pandangan ke arah lain

"Hahaha... Tenang, gak ada kesalahpahaman kok. Mas mengkhawatirkan hal gak akan terjadi."

"...."

"Udah mas? Aku mau balik. Udah ditunggu anak-anak."

***
.
.
.

XYZ Story (JAEMRYU) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang