🪐13

86 14 0
                                    

Tak terasa tinggal 3 hari lagi lagi acara festival tari, selain menari aku juga kebagian cari dana sponsor. Untungnya sponsor ada aja. Jogja memang gak pernah mengecewakan. Semua kegiatan seni selalu didukung semua pihak.

Hari ini kami cari dana lagi, jualan bunga mawar merah segar di perempatan km nol jogja.

"Hoy... lo bisa ga sih jualan? Teknik marketing lo gimana deh son?" luke memggeleng-gelengkan kepalanya.

Aku menatap tumpukan bunga di tanganku.

"Gue gak bakat ngerayu... gue kalo tawarin gamau ya gak gue paksa. Gak baik maksa orang buat kepentingan diri sendiri, kelompok dan golongan."
Jawabku bergaya idealis.

"Njir lo kayak narasi buku pelajaran kewarganegaraan, sekalian bahas gotong royong, tenggang rasa dan tepa selira.."
Luke menjitak kepalaku

"Heh!!!"
Teriakku kesal

"Liat tuh, contoh tuh!!"
Luke menatap gina yang sedang mendekati cowok yang sedang sendirian duduk, terlihat dia berhasil menjualnya ke cowok itu, tapi kemudian bunga itu diberikan ke gina. Gina tertawa malu.

Yaiks...

Gue gak bisa begitu!! Nggak akan!!

"Heh lo bukannya bagian cari dana sponsor juga bareng gue di kepanitiaan? Ikutan jualan sana!!"

"Gue cowok sonn..." luke terlihat panik

"Terus kenapa? Mau diskriminasi gender lo?"

"Kagak... kan kalo ngerayu gue gak bisa.."

"Bisa kan lo punya bakat besar, kompor!!"

"Gamau gue. Gue mending ngeganggu kalian aja hahaha.." luke menggaruk-garuk kepalanya

"Kalo gitu lo diem aja!! Pake banding-bandingin gue sama gina, lo pikir gina udah yang paling bagus... ckck..."

"Iya iya... Udah sana jualan, tuh cowok bermotor gede, sono buruan!!"

Sambil masih kesal aku menghampiri cowok berhelmet merah yang sedang berhenti di lampu merah km nol.

"Misi mas, mau beli bunganya nggak?"
Tanyaku cepat

"Sonya?" Cowok itu membuka helmet dan menatapku

Sialan

Aku berbalik dan berjalan pergi.

Cowok itu terlihat akan memarkir motornya dan mengejarku tapi lampu keburu hijau.

TINNN TIINNN

"WOY MAS JALAN, GAK BISA BERHENTI DISINI!!"

Teriakan pengendara lain di belakang cowok itu menghentikan tindakannya.

Dia kembali menaiki motornya dan memacunya cepat.

Syukurlah. Aku gak mau ketemu dia sekarang. Saat semua anak sanggar seni berkumpul di sini. Termasuk mas raka.

Dimana dia?

Aku menengok ke semua arah

Mas raka sedang berbincang dengan senior lain di bangku tak jauh dari jalan raya.

Kutatap beberapa saat pemandangan indah, saat mas raka tersenyum kalem bercanda dengan senior kami. Adem banget...

Tiba-tiba gina berjalan menghampiri mas raka, dia berbicara sesuatu sambil memegangi pergelangan kakinya.

Mas raka berdiri, menyuruhnya duduk.
Kemudian gina terlihat mengaduh kesakitan.

Dan...

Mas raka menyentuh pergelangan kakinya, memijit pelan.

Damn...

Bisa nggak gue misuh aja? Darahku mendidih... sudah berulang kali walaupun mas raka bilang aku dan gina sudah seperti adiknya tapi gina dengan liciknya memanfaatkannya untuk dapet perhatian lebih dari mas raka. Dan dengan naif nya mas raka masuk dalam perangkap gina.

"Sonya..."

Aku menengok mencari suara,

Lah... dia lagi...

Sial banget gue hari ini.

"Son, lo ada acara galang dana? Bunga-bunga ini belum laku?"

Dimitri menatap bunga-bunga red rose di dekapanku

"Ho oh. Ngapain ke sini lagi sih?"

"Lo tadi nawarin ke gue? Bukannya lo pengen gue beli bunga?"

"Udah gak lagi. Udah sana lo ganggu usaha orang aja!"

Aku mendorongnya menjauh

"Gue beli semuanya."

Aku berbalik

"Gue beli semua." Dia mengulangi kata-katanya.

"Gausah sombong. Duit dari ortu itu disimpen baik-baik dipake buat idup."
Jawabku kesal

Tiba-tiba dimitri berjalan menuju kak made dan berbicara pelan. Aku tak bisa mendengar isi pembicaraannya karena suasana ramai dan bising kendaraan lalu lalang.

"Guys, dia mau beli semua mawar yang kita jual..."

Kak made tersenyum sumringah mengumumkan kepada kami yang otomatis keberadaan dimitri langsung dikerumuni oleh anak-anak sanggar.

"Beneran dia beli loh..."
Gumamku pelan sambil mendecak heran.

Kuberikan bunga di tanganku pada kak made untuk dikumpulkan.

Sambil dipandangi oleh kami, Dimitri mengambil tumpukan bunga mawar,  mengikatnya menjadi satu kemudian berjalan ke arahku.

"Buat lo."

"Nggak." Kataku cuek

"Kalo lo gamau nerima sekarang, gue yang malu sementara lo dianggap cewek kejam." Katanya sambil tersenyum.

Aku terdiam menatap dimitri, kupandangi anak-anak sanggar di belakangnya.
Semua menatapku terkejut

Mas raka juga...
Dia berdiri terdiam menatapku. Di sebelahnya Gina diam sambil menggandeng lengan mas raka.

Sialan..

Gue pun bisa bikin kalian kesal. Gue pengen gina dan mas raka ikut kesal juga..

Tapi kenapa mesti dimitri?

Yang benar aja!!!

***
.
.
.


XYZ Story (JAEMRYU) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang