🪐35

98 13 0
                                    

Beberapa hari kemudian setelah kembali ke jakarta, aku mulai menjauh dari mas raka. Semua usahanya menghubungiku selalu berhasil kuhindari.

"Sonya..."

"Maaf mas sonya ada kerjaan."

Mas raka menarikku masuk ke ruangan kerjanya.

"Sonya! Mas butuh penjelasan..." mas raka masih menggenggam tanganku

"Nggak bisa mas."

"Kamu ada cowok lain yang kamu sukai?"

"Nggak gitu mas. Aku baiknya sendiri aja. Aku gak berencana menikah dengan siapapun selamanya."

"Son...."

Air mataku menggenang di pelupuk mata

"Please mas... sonya takut banget. Sonya gak mau ngrasa tertekan gini."
Mas raka menarik dan memelukku erat

"Something wrong, right?" Suara lembut mas raka seketika menghancurkan dinding pertahananku.

Aku hanya bisa menangis terisak-isak
"Aku gak layak mendapatkan hal indah kayak gini mas. This is too good to be true. This is too much for me."

"Kamu gak sayang mas?"

Aku diam beberapa saat

"Aku..."

"Sstt... diam dulu sayang. Tenang.... Jangan jawab pertanyaanku dulu."

Tangan mas raka mengusap pelan punggung dan kepalaku

I feel so warm...

Apa aku layak dapat semua kebaikan ini?

Apa hal indah ini akan segera berakhir?

Mas raka tidak akan terus menerus sebaik ini padaku kan?

Tentu saja. Aku gak worth it menerima ini. Come on sonya... wake up!!!

Aku mendorong mas raka

Tersenyum getir

"Maaf mas. Aku gak bisa. Ini gak nyata. Ini cuma sesaat. Setelah ini berakhir aku akan sendirian lagi."

Mas raka menatapku sendu

"Sonya... you need help."

"Yes, I know it.. Yang bisa membantu adalah diriku sendiri."

"Bukan begitu... aku merasa kamu punya trauma."

Aku mendongak menatap mas raka

"Trauma? Hmm..." aku kembali menunduk

"Kita harus ke ahlinya son... psikolog."

"No way. I'm fine. Thanks karena udah khawatir mas. I'm totally fine!!!"

Aku berjalan mundur dan kemudian berbalik pergi menjauh.

***
.
.
.

XYZ Story (JAEMRYU) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang