🪐27

94 16 0
                                    

"Kok lo kerja sama mas raka?"

"Ya kenapa emangnya? Serah gue dong."

"Lo belum nikah juga?"

Wah ngajak gelud ini betina....

"Lo sendiri udah cerai aja."

Gina melotot marah

Mas raka tiba-tiba muncul di sebelahku

"Kalian gak akur ya ternyata..."

"Sonya nih mas, dari dulu masih licik aja dia..."

"Licik? Hahaha... ngaca dulu sana!"

"Sonya, ikut saya."

Mas raka menatapku,
Aku berjalan mengikutinya masuk ke sebuah ruangan.

dia duduk di sofa, kakinya disilangkan. Memberi kesan dominasi. Sangat berbeda dengan imej polos yang dulu dia sandang.

"Gina itu klien kita."

"...."

"Tahan emosimu. Bersikap profesional. Jangan campur adukkan masalah pribadi ke pekerjaan."

"Maaf mas."

"Sepertinya case gina akan kamu handle."

"Mas... please jangan aku."

"Ayahku yang minta."

".... tapi mas..."

"Ini kesempatanmu untuk menunjukkan keprofesionalitasmu."

"Mas..."

Mas raka berjalan pergi.

Wah dia benar-benar marah padaku, seakan-akan dia sedang menghukumku. Tak kusangka akan sedingin ini perlakuannya padaku.
Mas raka berubah jadi menyeramkan...

***
.
.
.
"Tapi mas raka... aku pengen kasusku kamu yang handle."

"Bos sudah memilih sonya yang jadi lawyermu."

"Bilang ke ayah mas, please..."

"Emangnya kenapa kalo sonya yang pegang kasusmu?"

"Dia tak kompeten. Lebih baik mas aja yang pegang..."

"Maaf nyonya gina. Dimana letak inkompeten saya?"

"Kamu kan tidak profesional, masa klien kamu hina." Gina menyilangkan tangannya di depan dadanya dengan angkuh.

Kamu harus sabar sonya...

sabar...

"Untuk masalah ketidaksopanan saya tadi, saya mohon maaf. Karena nantinya saya yang akan menjadi lawyer nyonya gina, jadi saya akan berusaha memantaskan diri sebagai perwakilan nyonya di pengadilan."
Mas raka melirikku

"Good. Oke gina. Clear ya. Sonya, kamu handle ini."

Mas raka berdiri kemudian berjalan meninggalkan kami berdua di ruang konsultasi kantor.

Gina mendengus kesal

"Kalo kamu mau deketin mas raka, aku bukan lawanmu lagi. Aku sudah tidak berniat mendekati dia."

Gina menatapku kaget

"Lo serius?"

"Iya. Gue udah gak tertarik sama dia lagi. Kami cuma rekan kerja. Dia bosku."

"Good. Oke, lain kali lo jangan ngalangin gue sama dia."

"Tenang aja. Gak bakal."

"Oke, gue mau lo bikin nota pembelaan cerai gue atas harta."

"Hak asuh anak?"

"Gue belum ada anak." Gina memainkan kuku lentiknya

"Lo nikah udah berapa lama?"

"Setahun."

"Oke. Alasan lo cerai?"

"Dia kdrt."

"Tiap lo luka gara-gara dia sempet visum nggak?"

"Yang terakhir gue sempet visum. Ini potonya."

Gina menunjukkan poto di handphone nya.

Terlihat pemandangan menyedihkan. Mata kiri gina lebam, bibirnya sobek.
Dia swipe galerinya, kemudian muncul gambar lengannya memar membiru

Aku menghela nafas

"Sejak kapan lo nerima perlakuan kasar begini?"

"Sejak setengah taun yang lalu. Maybe. Gatau gak ingat."

"Oke gin, gue bakal bantu lo."

Gina tersenyum datar menatapku

"Gue harus menang. Dia harus masuk penjara."

Aku menatap poto bukti luka-luka gina.
Tak menyangka orang seperti gina harus menerima perlakuan kasar seperti ini.

***
.
.
.

XYZ Story (JAEMRYU) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang