15

1.8K 128 1
                                    


Ku sambut luka baru ini
Dengan tabah
Seperti halnya hujan
Yang setia, turunkan rintiknya
Dikala banyak orang yang tak menginginkan kehadirannya

.

Plak...

"INI SEMUA GARA GARA LO!. DASAR GADIS BISU PEMBAWA SIAL!! GUE JADI PUTUS SAMA PACAR GUE. ITU GARA GARA LO, KENAPA LO HARUS MUNCUL. DAN MERUSAK SEMUA KEBAHAGIAN GUE!!!" Bentak Bumi menggema di dalam sebuah kamar. Tak ada yang mendengarnya  karena ruangan itu dibuat kedap suara

Hiks... Hiks.... Hiks...

Hanya suara isak lah yang terdengar dari bibir tipis Aisyah

"GUE BENCI SAMA LO. GUE BENCI!!!! MATI LO!. MATI!!" Bumi mencekek Aisyah kuat hingga Aisyah kesulitan bernafas

Aisyah berusaha melepas cengkraman tangan bumi dari
lehernya

Aisyah kini benar benar kesulitan bernafas. Dia hanya bisa pasrah

Tok... Tok.. Tok...

Suara ketukan di pintu membuat bumi perlahan melepas tangannya dari leher Aisyah

Bumi berjalan menuju pintu, Bumi perlahan membuka pintu, namun tak membukanya sempurna dia hanya membukanya sedikit saja

"Den. Tuan menyuruh bibi memangil aden dan non Aisyah, untuk makan malam bersama" Jelas ART itu pada Bumi

"Hm" Jawab bumi singkat

Bumi pun menutup pintu itu lagi dan berjalan menuju ke arah Aisyah

"Gue peringatin sama lo. Jangan sampai lo berani ngadu sama orang tua gue, sampai ketahuan gue gak segan segan bunuh lo detik itu juga paham!" Ucap bumi tajam

Aisyah mengangguk mengerti, dia merapikan hijabnya kemudian menghapus air matanya


Meja makan
......................

"Cie pasaga baru" Goda maya

Aisyah tersenyum gugub mendapatkan godaan dari maya mama mertuanya

"Sini nak duduk" Ucap Galaksi pada Aisyah

Aisyah mengangguk patuh

"Aisyah aja ni? Anak kandungnya nggak?" Ucap Bumi pura pura marah

"Emang situ anak kandung kita?" Goda Galaksi

"Bunda..... Ayah tu" Regek Bumi

Maya menatap ke arah Galaksi tajam

"Dasar kang ngadu!" Ucap Galaksi

"Biarin" Balas Bumi

Aisyah yang melihat perdebatan kecil di antara ke tiga orang itu merasa iri

"Andaikan keluarga ku bisa sebahagia ini" Batin aisyah

"Sudah sudah ayo makan" Ucap maya

Aisyah dan yang lainya pun menyantap makanan buatan maya

"Gimana Aisyah masakan bunda enak apa nggak?" Tanya maya, sambil menatap Aisyah penuh harap

Aisyah tersenyum, kemudian mengacungkan jempolnya

"Alhamdulillah kalo Aisyah suka, bunda seneng" Ucap maya sambil tersenyum hangat

Aku tak perlu terlihat lemah
Untuk mendapatkan kasih sayang
Karena jika aku menunjukkan
Sisi rapuh ku
Aku tak yakin mereka menyayangi ku
Dengan tulus
Aku tak ingin di kasihan ni
Cukup mereka bersikap apa adanya, tanpa kepalsuan.
Biar aku saja yang bersandiwara.

••••••••••

"Bun, yah aku sama Aisyah ke kamar dulu ya" Pamit Bumi

Galaksi dan maya menatap Bumi dengan pandangan yang sulit di artikan

"Hkm... Ya deh, hus hus.." Usir maya

"Bunda apa apaan sih. Difikir Bumi ayam apa" Ucap Bumi

"Aisyah sayang... Ayo ke kamar, Aku ngantuk ni" Ucap Bumi dengan nada manja

"Kamu terlalu pandai bersandiwara" Batin Aisyah

Aisyah mengangguk sambil tersenyum paksa.

Bumi pun merangkul Aisyah dan berjalan menuju kamar

"Mereka serasi ya Yah" Ucap Maya

"Ya bun, gak salah kita pilih menantu" Balas Galaksi

Di kamar
.......

Bumi melepas rangkulan tangannya pada Aisyah, kemudian mendorong Aisyah dengan cukup keras, hingga membuat Aisyah hampir terjatuh.

"Yang tadi itu. Gue cuma sandiwara, jadi lo gak usah ke geeran!" Ucap Bumi

Aisyah menunduk menanggapi ucapan Bumi

"Lo tidur di sofa! Gue gak mau tidur bareng lo, gue alergi sama gadis kampung, bisu, pembawa sial kayak lo!" Ucap Bumi tajam

Aisyah hanya bisa menurut dia tersenyum, menanggapi perlakuan Bumi.

Bumi yang melihat Asiyah yang menanggapi ucapannya dengan senyuman, merasa aneh

"Bisa bisanya dia masih senyum. Perasaan kata kata gue udah kelewatan, tapi kok dia gak marah, atau nangis ya" Batin Bumi bingung

JEJAK LUKA AISYAH  [𝗘𝗻𝗱]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang