25 end

5.6K 158 5
                                    


Bahkan semesta pun ikut
menangis si kepergian mu.

_____________


DOR...

*******

"AISYAH!" Teriak Awan, Julio dan Anjas.

Bumi masih mematung, dia menatap tak percaya Apa yang di lihatnya.

"Sial gagal!" Zifan pun pergi dari sana

Bumi menatap wajah Aisyah, Air matanya perlahan turun.

"A-aisyah" Ucap Bumi dengan nada bergetar. Kini posisi Aisyah adalah memeluk Bumi. Bumi merasakan, cairan kental hangat membasahi punggung Aisyah.

"Hiks.." Suara isak kan, begitu saja lolos dari mulut Bumi

Aisyah dengan lemah melepas pelukannya, dia menatap mata Bumi dalam. Tangannya beralih menghapus Air mata Bumi.

" B- ba-h-gi-a. S-e-la-lu. I-m-am n-y-a, A-is-y-a-h" Ucap Aisyah, Aisyah bersusah payah mengucapkan kata itu. Ini Adalah pertama kalinya Aisyah berbicara, walau tak begitu jelas. Namun Bumi mampu memahaminya.

"As-hadu-al-la ila-ha ill-allah............."

Tubuh Aisyah melemah, Ia terjatuh di pelukan Bumi. Matanya terpejam rapat.

"ENGGAK!! AISYAH BANGUN! JANGAN TINGGALIN AKU. AISYAH BANGUN!!" Teriak Bumi sambil menggoyang-goyangkan Badan Aisyah.

"TELPON AMBULAN!" Teriak Awan.

"Hiks.. AISYAH!" Teriak Bumi. Teriakan itu di iringi dengan petir dan hujan yang turun secara tiba tiba.

********

"Maaf. Pasien atas nama Aisyah Pialika Azahra, tidak dapat kami selamat kan, karena kehabisan banyak darah akibat tembakan di punggung nya" Jelas sang dokter.

Deg...

Jantung Bumi seakan berhenti berdetak. Mendengar kabar yang di sampaikan oleh dokter itu.

"Saya mau berbicara berdua dengan keluarga pasien, apakah dari kalian ada kakak atau adik dari pasien" Tanya sangat dokter.

"Saya suami nya dok" Ucap Bumi. Sontak saja dokter itu sedikit terkejut, namun setelahnya Ia tersenyum singkat.

"Mari ikut saya ke ruangan" Ucap Dokter itu.

*****

"Pasti dokter mau bilang. Kalo Aisyah baik baik saja kan. Tadi dokter cuma becanda. Iya kan dok?" Tanya Bumi penuh harap

"Perkenalkan dulu. Nama saya kalisa" Ucap dr kalisa

"Saya adalah dokter yang selama ini menangani Aisyah" Jelas kalisa

Deg..

"Menangani?. M-maksud dokter?" Bingung Bumi

"Aisyah, sebenarnya mengalami kanker otak" Sontak saja Bumi kembali terkejut.

"Dan. Saya tidak bercanda, Aisyah benar benar sudah pergi. Kamu harus ikhlas, mungkin ini adalah jalan terbaik. Aisyah sudah terlalu lelah dengan penyakitnya, ditambah tembakan itu" Ucap dr kalisa.

Bumi menggeleng pelan

"Gak! INI NGGAK MUNGKIN!! AISYAH MASIH HIDUP! Ya Asiyah masih hidup hahaha... Dokter pasti mau mempermainkan saya" Ucap Bumi sambil terkekeh.

"Maaf. Dek, kamu harus ikhlas" Perlahan, Air mata turun dengan deras, dia begitu hancur dan menyesal.

Bumi berlari menuju ruangan Aisyah. Di Sana terlihat para perawat, sedang mencabut alt pernafasan Aisyah.

"BERHENTI! JANGAN ADA YANG BERANI MENCABUT ALAT ITU. ATAU SAYA AKAN MEMBUNUH KALIAN SEMUA" Bentak Bumi.

"Bos udah. Ikhlas sin Aisyah bos" Ucap Julio.

"AISYAH BELUM MATI!!" Kekeh Bumi.

Bumi mendekat ke arah ranjang Aisyah, lalu menggenggam erat tangan dingin Aisyah, kemudian mengusap pipi Aisyah lembut.

"Aisyah sayang bangun Yuk. maafin Aku ya, aku janji. Kalo kamu bangun, kamu aku beliin eskrim yang banyak, katanya kamu suka eskrim" Ucap Bumi.

"CUKUP BOS!! SADAR AISYAH UDAH MATI!" Bentak Awan

Bugh...

"Asiyah masih hidup!" Bumi melayangkan pukulan di pipi kanan Awan.

Plak...

Sebuah tamparan mendarat di pipi Bumi, bukan Awan, Julio atau Anjas. Melainkan berasal dari sisil, yang beru saja datang diikuti oleh Bisma ddk.

"Lo!. INI SEMUA GARA GARA LO! DASAR BRE***K." Bentak sisil

Bumi. Tak melawan dia hanya pasrah.

"COBA AJA LO DENGERIN PENJELASAN AISYAH!. DAN ANDAI AJA LO GA PERGI BALAPAN!! INI SEMUA GAK AKAN TERJADI!" Bentak sisil.

"KENAPA LO NYALAHIN GUE!!. GUE JUGA BALAPAN GARA GARA, AISYAH SELINGKUH SAMA ORANG INI" Bumi menunjuk ke arah Bisma.

"Lo salah paham bro. Gue tadi di didorong sama Alia. Kalo misalkan lo gak percaya, gue punya bukti" Bisma kemudian menunjukan sebuah rekaman CCTV.

"ARGH!!. KALIAN BENAR INI SEMUA SALAH GUE... INI SALAH GUE!!" Teriak Bumi. Bumi kembali mendekat ke arah ranjang Aisyah lalu memeluk tubuh Aisyah.

"Please bangun jagan tinggalin aku. Bangun. BANGUN ASIYAH"

"Hiks.."

"Hiks.."

Mereka semua, menatap Bumi dengan pandangan kasihan. Sisil dia menangis melihat sahabatnya yeng terbaring tak bernyawa.

"Kenapa lo pergi secepat ini Asiyah. Baru aja kita bersahabat" Batin sisil air matanya turun semakin deras.

"Andai waktu bisa terulang. Aku akan minta pada Tuhan, agar menghadirkan rasa ini lebih awal, agar aku bisa memberikan kebahagian lebih lama untuk kamu Aisyah. Maafkan orang bodoh yang telah menyia-nyiakan gadis seberharga kamu" Bumi membatin. Dia mengeratkan pelukannya pada tubuh Aisyah.

********
End

*********

🦋🦋🦋🦋🦋

Semoga suka sama ceritanya. Terimakasih yang udah baca.











JEJAK LUKA AISYAH  [𝗘𝗻𝗱]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang