05

1.8K 161 17
                                    

Seperti pagi pagi biasa, Aisyah berjalan menuju ke kelasnya. Tentu degan senyum palsu yang tak pernah lepas di bibirnya

"Jika mereka iri melihat senyum ku, aku lebih iri melihat seorang anak gadis yang kesal. Karena di isengi ayah dan kakaknya" Batin Aisyah

Aisyah menaruh tas nya di atas meja, kemudian terduduk di kursi. Seperti hari hari bisa pula. Dia menghabiskan waktunya menatap papan tulis dengan tatapan kosong, sambil menunggu Sisil datang.

"Pagi besty...." Sapa Sisil yang baru datang

Aisyah pun tersadar dari lamunanya

Aisyah menatap Sisil dengan senyumman

"Gu ada kabar gembira. Jadi gue udah belajar bahasa Isyarat, ya walau sedikit sedikit sih," Ucap Sisil

"Cobak deh lo, ngomong pakek bahasa isyarat, biar gue tebak lo ngomong apa," Ucap Sisil

Aisyah mengangguk dan mulai mengerakkan tangannya

"Kamu adalah sahabat terbaik. Terima kasih karna mau bersahabat dengan ku"

Sisil mencoba memahami gerakan tangan Aisyah

"Kamu adalah sahabat terbaik. Terimakasih kasih karena mau bersahabat dengan ku. Bener gak?" Ucap Sisil bertanya

Aisyah mengangguk lalu tersenyum

"YEY..... gue bisa! Dan sama sama lo juga sahabat terbaik gue," Ucap Sisil

Aisyah dan Sisil pun tersenyum bersama

Dan kali ini Aisyah benar benar tersenyum, Aisyah sedag tidak berpura pura

"Ternyata memag bahagia itu sederhana. Dan beruntung aku dapat merasakan, walau hanya degan Sisil" Batin Aisyah

.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

Hari ini Aisyah pulang sekolah bersama dengan Bumi. Bukan karena keinginan meraka berdua namun karna Ayah Aisyah yang memaksa

"cepet naik! Nanti banyak yang liat" Ucap Bumi dengan nada kecil namun terkesan menekan

Aisyah pun masuk ke dalam mobil milik Bumi

Bumi melajukan mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi.

Ingin sekali Aisyah menyuruh Bumi memelankan laju mobilnya namanu Aisyah tak atau caranya

"DASAR NYUSAHIN! LO KENAPA SIH SELALAU AJA BUAT HIDUP GUE SUSUAH" bentak Bumi

Aisyah menunduk, ia kini hanya bisa terdiam

"GUE TEKENIN SEKALI LAGI SAMA LO. GUE GAK MAU TAU GIMANA PUN CARANYA, LO HARUS BISA BATALIN PERJODOHAN INI! JIKA TIDAK, GUE GAK SEGAN SEGAN BUAT HIDUP LO MENDERITA!!" Bentak Bumi lagi. Bumi tak melihat ke arah Aisyah ia tetap menatap lurus jalan di depannya

"Bahkan aku ragu. Apakah hidup ku sekarag termasuk bahagia?" Batin Aisyah

Aisyah kini menatap lurus jalan di depanya, sambil berusaha menahat air matanya agar tidak lolos

Dring.. Dring.. Dring..

Bunyi getaran HP milik Bumi, membuat Bumi menurunkan kecepatan mobilnya

"Halo. Ya yang, ada apa?" Tanya Bumi

"....."

"Oke oke aku kesana sekarag. Jangan ngambek dong, ntar cantiknya hilang" Gombal Bumi sambil terkekeh

".... "

"Ya. Dah," Ucap Bumi lalu memutuskan sambungan telpon itu.

Bumi mengerem mobilnya mendadak, dan itu membuat kenig Aisyah terbentur keras

"Turun!" Ucap Bumi

Aisyah menatap Bumi, seorang bertanya "kenapa"

"Sudah. Cepet turun gue ada urusan penting" Ucap Bumi

Karena tak mau ada keributan Aisyah pu  degan segera turun dari mobil itu.

..
.
.
.
.

Beberapa menit setelah Bumi menghilang, tiba tiba saja turun hujan yang begitu deras. Dan sayangnya tak ada tempat berteduh di sana. Aisyah tak berhenti berjalan, ia terus saja menerobos hujan. Hingga secara kebetulan ada ojek yang lewat.

   


..

"KAMU! BERANI RANINYA MEMBANTAH SAYA!" Saat memasuki rumah Aisyah langsung disambut degan bentakan

"TADI SAYA TELPON BUMI. DAN DIA BILANG JIKA KAMU TIDAK MAU PULANG DENGANNYA. DASAR ANAK TAK TAU DI UNTUG" bentak Exsel pada anaknya lagi

Aisyah terkejut, bisa bisanya Bumi memutar balikan fakta seperti itu

PLAK... PLAK..

dua tamparan mendarat sempurna di pipi Aisyah, hinga membuat Aisyah menoleh ke samping.

Debgan paksa sang ayah menarik tagan Aisyah. Dan membawanya ke gudang

Sesampainya di depan pintu gudang, sang ayah mendorong nya hinga dia terjatuh keras ke lantai.

"INI HUKUMAN BUAT KAMU!. JIKA KAMU BERANI MEMBANTAH SAYA LAGI. SAYA AKAN BERBUAT LEBIH DARI INI!" Bentak Exsel lalu menutup keras pintu gudang, danengunci Aisyah di dalam

Aisyah kini masih mengunakan seragam sekolah, yang basah kuyup terkena hujan.

Aisyah mencoba berdiri dan mengedor gedor pintu gudang. Namun nihil tak ada orang yang membukakan nya

"Ya Allah. Kuatkanlah hamba dalam menghadapi dunia yang kejam ini" Batin Aisyah

Aisyah duduk lemas sambil bersandar di pintu gudang.

Airmatanya mengalir deras. Namun tak terdengar Isak tagis dari bibirnya.

Tes.. Tes..

Tetesan darah keluar degan deras dari hidug Aisyah. Aisyah megelap darah itu degan taganya. Lalau kembai menangis

"Hks.." Suara Isakkan kecil kini mualaikum terdegar keluar dari mulut Aisyah

"Ya Allah jika aku sudah sagat lelah. Bolehkan aku meminta agar engkau mengambilku degan cepat" Batin Aisyah

Banyak orang yang bilang
Jika cinta pertama bagi seorang
Orang anak perempuan adalah AYAHnya.
Tapi aku bahkan tak pernah merasakan kasih sayang. Bahakan cinta darinya.
Banyak juga yang bilang.
Jika ayah adalah cerminan jodoh seorang anak perempuan.
Namun aku sagat sagat meminta
Agar jodohku tidak seperti Ayah.
Aku menginginkan orang yang lebih lebih dan lebih baik jauh lebih baik dari Ayahku. Apakah aku salah?

Aisyah pialika A

JEJAK LUKA AISYAH  [𝗘𝗻𝗱]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang