03

1.6K 178 11
                                    

Aku bukan wanita sempurna yang begitu paham akan agama.
Aku hanya wanita biasa, yang hanya mengenal sebagian ilmu agama.
Bukan sok pandai, bukan juga sok suci.
Hanya menyampaikan apa yang ku tau, sudah itu saja.

••••••••••••

Seorang gadis tengah berjalan menuju ke kelasnya. Hari ini seperti biasa gadis itu beragkat sekolah dengan mengunakan Agkot. Siapa lagi kalo bukan Aisyah

Aisyah meghembuskan nafas berat. Bekas pukulan semalam masih amat terasa di badanya, badanya lemas namun dia tetap memasang senyum di bibirnya

Senyum yang sebatas terlihat. Senyum yang hanya dapat terdeteksi mata. Padahal sebenarnya dia tak tau bagaimana cara bahagia yang sebenarnya.

"Aku tersenyum, namun bukan berarti aku bahagia. Aku tertawa, bukan berarti aku tak punya beban. Itu semua adalah cara ku menyimpan luka" Batin Aisyah

Saat kakinya hedak melangkah ke dalam kelas tiba tiba

"HEH CEWEK BISU SINI LO!" ucap seorang laki laki sambil berteriak. Orang itu adalah Bumi.

Bumi melangkah ke arah Aisyah berniat ingin menarik taganya. Namun dengan segera Aisyah menghindar

"Oh udah berani lo!" Kesal Bumi

Aisyah dengan cepat megeleng. Dia mulai megerakan taganya memberi isyarat

"Lo gomog apaan sih gue gak bisa bahasa isyarat!" Ucap Bumi

Degan segera Aisyah megambi pulpen dan secarik kertas dalam tasnya dan mulai menulis.

"ᴍᴀᴀғ ᴊɪᴋᴀ ᴋᴀᴍᴜ ɪɴɢɪɴ ᴍᴇɴɢᴀᴊᴀᴋ ᴀᴋᴜ ʙᴇʀʙɪᴄᴀʀᴀ. ᴀᴋᴜ ᴀᴋᴀɴ ɪᴋᴜᴛ, ᴛᴀᴘɪ ᴛɪᴅᴀᴋ ᴜsᴀʜ ᴍᴇɴʏᴇɴᴛᴜʜ ᴋᴜ. ᴋɪᴛᴀ ʙᴜᴋᴀɴ ᴍᴀʜʀᴏᴍ" Tulis Aisyah di selebaran kertas itu. Aisyah memberikannya pada Bumi

Bumi yang mambaca itu tersenyum remeh

"Dasar gadis bisu sok alim" Ucap pelan Bumi. Namun masih dapat di dengar oleh Aisyah

Aisyah yang mendegar itu hanya bisa beristighfar dalam hati

"oke gak usah banyak basa basi! MAKSUD LO APA HAH TERIMA PERJODOHAN ITU LAGI. GUE UDAH PERIGETIN LO WAKTU ITU BUAT TOLAK PERJODOHAN ITU!. LO GAK TULI KAN!!" Amarah Bumi kini tak dapat terkendali

Aisyah menunduk takut, dia kini tak berani menatap ke arah Bumi

"DASAR GADIS PEMBAWA SIAL! GUE HARAP LO CEPET MATI. DAN PERGI DARI HIDUP GUE!" Bentak Bumi. Bumi meremas kertas yang tadi dia pegang kemudian membuangnya tepat ke wajah Aisyah

"BUMI!!" Teriak seorang gadis

"Hay. Bumi. Ini siapa" Tanya heran seorang gadis, dengan riasan tebal yang menghiasi wajahnya

"Hay yang. Oh dia, gak tau aku juga gak kenal tuh" Ucap Bumi acuh

"Yang ke kantin yok aku laper niii" Regek gadis itu. Gadis itu bernama Alia aleta

Bumi pun mengangguk dan berjalan bergandegan menuju ke kantin

"Astagafirullah" Batin Aisyah

Aisyah pun melanjutkan lagkahnya menuju ke kelas

Aisyah duduk di bagkunya sambil menatap kosong ke arah papan tulis.

"GADIS BISU"
"ANAK PEMBAWA SIAL"
"PARASIT"

Satu persatu potongan kata Itu terus saja megisi pikiranya

"Seburuk itukah aku dimata meraka" Batin Aisyah

Tes.. Tes.. Tes..

Tetesan Air mata keluar bersamaan dengan cairan merah pekat yang keluar dari hidugnya

"Mimisan? . Ada apa sebenarnya dengan aku, mengapa sekarang sering sekali mimisan?" Batin ya bertanya tanya

"LOH. AISYAH LO MIMISAN" histeris sisil yang baru datang. Untung saja di kelas masih sepi

"LO GAK PAPA. MANA YANG SAKIT? KE UKS YUK" ucap sisil makin panik

Aisyah menggeleng kemudian membersihkan darah segar itu dengan tangannya

"Serius kamu gak papa?" Tanya Sisil namun kini dengan nada yang sudah tenang

Aisyah mengangguk lalu tersenyum

"Yaudah. Kalo gitu gue beliin lo minum sama roti ya. Muka lo pucet baget" Ucap Sisil. Tanpa menungu persetujuan dari Aisyah, Sisil nyelong pergi megitu saja

Aisyah megeleg kepala melihat tingkah Sisil

"Terimakasih ya Allah. Engkau telah memberikan aku sahabat sebaik dia" Batin Aisyah

Aisyah pun mengelamkan wajah nya di lipatan taganya

















𝙍𝙖𝙨𝙪𝙡𝙪𝙡𝙡𝙖𝙝 𝙎𝘼𝙒. 𝘽𝙚𝙧𝙨𝙖𝙗𝙙𝙖

"𝙎𝙚𝙨𝙪𝙣𝙜𝙜𝙪𝙝𝙣𝙮𝙖, 𝙙𝙞𝙩𝙪𝙨𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙥𝙖𝙡𝙖 𝙨𝙚𝙨𝙚𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙞𝙖𝙣𝙩𝙖𝙧𝙖 𝙠𝙖𝙡𝙞𝙖𝙣 𝙙𝙚𝙜𝙖𝙣 𝙟𝙖𝙧𝙪𝙢 𝙗𝙚𝙨𝙞, 𝙡𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙗𝙖𝙞𝙠 𝙗𝙖𝙜𝙞𝙣𝙮𝙖 𝙙𝙞𝙗𝙖𝙣𝙙𝙞𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙚𝙣𝙩𝙪𝙝 𝙨𝙚𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙬𝙖𝙣𝙞𝙩𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙖𝙠 𝙝𝙖𝙡𝙖𝙡 𝙗𝙖𝙜𝙞𝙣𝙮𝙖"

𝙃𝙍. 𝘼𝙩𝙝. 𝙏𝙝𝙖𝙗𝙧𝙖𝙣𝙞.

JEJAK LUKA AISYAH  [𝗘𝗻𝗱]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang