"Astaghfirullah brader" .
"Njirr si Jimmi istighfar" ucap Sandi heboh.
Jimmi menatap Sandi sinis memang apa salahnya kalo dia istighfar "napa sih gitu doang sewot". Ucap Jimmi lalu kembali menatap objek yang tadi dilihat.
"Lu nonis bro" Joshua menepuk pundak Jimmi.
Jimmi diam, berfikir sejenak "ahh iya yah, gue nonis lupa njim" ucapnya.
Kemudian mereka kembali menatap hal yang pertama kali mereka lihat tadi.
"Ni, si Bobi kenapa njir?" Tanya Johnny heran.
"Yo nda tau ko tanya gue,kita kan daritadi di kafe" Toni berjalan masuk mendahului yang lain.
Ya, mereka semua kecuali Bobi baru saja pulang dari sebuah kafe, katanya udah lama ga nongkrong sambil cuci mata. Boro-boro cuci mata cuci muka aja kayanya mereka jarang.g.
"Heh! Ton, jangan masuk dulu nanti kalo si Bobi kenapa napa lu yang jadi tersangka!" Heboh Vino.
"Lebay lu pada" Toni menepuk nepuk pipi Bobi berniat untuk membangun kan. "Bob bangun Bob!".
Namun tidak ada tanda tanda Bobi bangun membuat semuanya panik.
"Anjirr, coba periksa nafasnya masih ada ga?" Suruh Yoga.
Toni pun memeriksa hidung nya lalu menghela nafas lega karena Bobi masih bernafas.
"Siram aja pake air biasa juga gitu lo kalo bangunin gue". Kesal Naka, mengingat kejadian waktu Toni membangunkan nya dengan menyiram dirinya. Dikira Naka tanaman apa pake disiram segala.
Surya masuk ke dapur mengambil segelas air lalu kembali "jangan disiram cipratin aja". Suruh Surya.
"Sembur aja gimana jangan lupa pake jampi jampi" ucap Johan.
"Lu mau cosplay jadi bah dukun apa gimane?" Tanya Sandi pada Johan yang ditanya hanya menyuguhkan tawa.
"Lama lo ah". Joshua mengambil gelas di tangan Surya lalu menyipratkan airnya menggunakan tangan. Satu kali tidak mempan "Bob bangun heh kalo lo ga bangun nanti kita jadi tersangka woy". Joshua panik karena Bobi tak kunjung membuka matanya.
Setelah cipratan ketiga akhirnya Bobi bangun dan langsung memasang wajah bingung.
"Lo kenapa? Ko tiduran disini?" Tanya Joshua.
Bobi berfikir sejenak mengingat kejadian sebelumnya "gatau gue, kayanya tadi ada yang mukul gue deh" ucap Bobi.
Sontak semua memasang muka kaget dan bingung, siapa orang yang berani masuk rumah ini? Apa dia mau maling?.
"Coba jelasin lebih detail" ucap Johnny yang masih belum paham.
"Tadi gue abis dari warung depan, terus balik. Pas mau jalan ke kamar ada yang mukul kepala gue dari belakang" Bobi menjelaskan kejadian yang dia alami.
"Yaudah lo istirahat gih, gausah dipikirin mungkin orang jail" suruh Toni.
Bobi mengerutkan keningnya 'manusia macam apa yang jail dengan cara memukul kepala orang'. Itu yang Bobi pikirkan.
"Yaudah" Bobi berjalan menuju kamarnya, meninggalkan semua orang yang masih kebingungan.
"Jangan jangan maling lagi" ucap Johan sedikit merapatkan dirinya dengan Johnny takutnya dia tiba tiba dipukul.
"Maling mulu dari tadi yang di bahas" ucap Surya yang sudah bosan mendengar kata maling.
"Heh! di rumah pa RT kemarin malem kemalingan noh" ucap Johan.
"Apa aja yang hilang?" Sandi mendekati Johan agar lebih jelas mendengarkan cerita Johan.
"Katanya sih TV sama panci, tapi gatau aing juga belum tau jelas" ucap Johan.
"Periksa TV woyy sama panci" suruh Johnny.
"Heh dia ga bakal maling itu lagi lah orang udah dapet, dia pasti nyari yang lain" ujar Jimmi.
Semua orang menatap Jimmi dengan tatapan 'jangan jangan lo yang maling?'.
"Apaan lo semua nuduh gue? Gue kalo mau maling mikir-mikir dulu ngapain maling panci anjirr" Jimmi berusaha menjelaskan, namun yang lain tetap menatap nya seolah menuduh.
"Udah udah, eumm tapi sebelum-sebelum nya belum pernah ada kejadian kaya gini kan ya?" Joshua membuat semuanya diam.
"Bener" ucap semuanya kompak kecuali Joshua.
"Yaudah gausah di pikirin, namanya juga musibah gaada yang tau kan" Joshua berjalan meninggalkan teman temannya.
"Jangan lupa dikunci pintunya" suruh Surya, lalu berjalan menuju kamarnya.
"KUNCI DI SIAPA WOY!" Johnny teriak karena baru saja ia akan mengunci pintu, kunci tidak ada di tempat yang seharusnya menggantung.
Semua orang yang sudah mulai berjalan pun menoleh ke arah Johnny yang sedang meraba setiap sakunya.
"Jangan becanda John udah malem nih" ucap Naka yang juga ikut meraba sakunya. "Di gue gaada". ucapnya.
Semua orang meraba saku nya masing masing. Lalu satu persatu menggeleng memberikan jawaban tidak ada.
Semua orang yang sudah berjalan menaiki tangga pun kembali turun, melihat apa benar kuncinya tidak ada. Dan ternyata benar kunci yang biasa menggantung di pintu itu tidak ada.
Semuanya panik kalo sampai ketahuan Busuk dia pasti akan marah, karena ini sudah yang ketiga kalinya mereka kehilangan kunci rumah.
"Cari woy, gue gamau harga sewa naik nanti" Joshua mulai mencari di tempat dekat pintu.
Lalu semua nya mencari kunci dengan kepanikan karena mendengar ucapan Joshua.
Ceklek
Pintu kamar Bobi terbuka "nyari kunci?" Tanya Bobi. Lalu mereka mengangguk, Bobi berjalan menuju pintu lalu mengeluarkan kunci dari saku celananya.
Ingin sekali Joshua dan yang lainnya memberi beberapa pukulan pada Bobi karena sudah membuat semuanya panik.
"Kenapa ga bilang daritadi sih" kesal Naka lalu pergi menuju kamarnya.
"Sorry, tadi gue keluar. Tapi lo semua gaada di rumah yaudah gue kunci pintu, lupa kuncinya ga di balikin" ucap Bobi.
Semuanya bubar dengan mulut yang komat kamit merutuki Bobi.
"Thanks!" ucap Toni sambil menepuk pundak Bobi, yang diberi tepukan hanya menyunggingkan senyum yang sangat tipis.
Toni pergi menuju kamarnya "huhh" ia menghembuskan nafasnya kasar.
Seeyou!.
Ini Bobi:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah 95; 95L
Mystery / ThrillerTentang keseharian dan kegabutan para bujang penghuni kamar sampai akhirnya semua berubah setelah kedatangan penghuni baru. Sebagian sifat asli penghuni rumah terlihat, ada yang saling menuduh ada juga yang saling membunuh Cast : 95L 📌📌📌 -Harsh W...