Kafe

30 13 79
                                    


Siang ini salah satu bujang sedang berada di kafe tempat ia bekerja namun saat ini ia bukan mau bekerja tapi sedang memikirkan sesuatu yang membuatnya pusing dan ingin segera menceritakan nya. Ia mengambil benda pipih untuk mengabari temannya.


Si licik

Ke Kafe tempat gue kerja sekarang! Penting!

Ada duitnya ga nih? Ada untungnya ga buat gue?

Jo!!

Iya elah
Read



Setelah menyuruh Si licik alias Johan, ia kembali mengabari seseorang.




Bandar video

Kafe tempat gue kerja sekarang ada yang mau gue omongin penting!!

👌
Read




Setelah menunggu beberapa menit akhirnya salah satu nya datang.

"Apaan?" Tanya Johan saat sudah duduk mendaratkan bokongnya, tangannya mengambil secangkir kopi yang ada di meja.

"Bentar, gue nunggu satu orang lagi" ucap Joshua, iya Joshua yang tadi menyuruh datang ke kafe.

"Siapa?"

"Nanti juga tau, lo kebiasaan banget ngambil minuman orang, pesen sana!" suruh Joshua.

"Dikit doang Jo." ucap Johan. "Lo ngopi disini bayar atau gratis?" Tanya Johan.

"Lo pikir ini kafe punya bapa gue."

"Yakali aja, kan lo kerja disini gitu, ngopi doang mah gratis." ucapan Johan mendapat tatapan sinis dari Joshua.

"JO!" teriak seseorang yang berhasil membuat Johan dan Joshua menengok "anjay duo JoJo." lanjutnya lalu duduk di samping Johan.

"Gausah teriak bangsat! gue yang malu ini." ucap Johan.

"Gue datang bukannya disambut kasih minum kek." Naka mengambil kopi Joshua, lagi Joshua hanya bisa pasrah dengan kelakuan temannya.

"Martin!" Joshua memanggil salah satu pelayan yang sudah menjadi temannya.

Martin menghampiri mereka dengan membawa sebuah note untuk menulis pesanan mereka.

"Gue americano satu bang." ucap Johan yang masih fokus melihat menu.

"Tuaan lo daripada dia juga bego!" ucap Joshua.

Johan mengalihkan pandangannya, melihat Martin dari atas sampai bawah.

"Gue tau gue ganteng bang." ucap pemuda bernama Martin itu.

"Badan doang gede, umur masih muda itu namanya boros." ucap Johan.

"Gapapa bang yang penting ganteng." jawab Martin.

"Gue samain aja deh sama Johan." ucap Naka.

"Cheese cake nya satu ya, yang bayar Joshua kalo dia ga mampu bayar, potong aja gajinya." ucapan Johan berhasil mendapat tatapan tajam dari Joshua.

"Sip bang ditunggu ya." ucap Martin lalu pergi meninggalkan tiga sekawan.

"Apaan?" Raut wajah Johan menjadi serius.

"Lo pada, udah tau kan kalo Yoga gaada." ucap Joshua diangguki kedua makhluk tampan itu.

"Gue tau!" ucap Johan.

"Nah maka dari itu gue bingung si Yoga kemana, ga mungkinkan kalo dia pergi tanpa bilang bilang..." Ucapan Joshua terpotong.

"Gue tau! gue tau kenapa Yoga hilang." ucap Johan.

Rumah 95; 95LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang