"Sorry Jo."
"ANJING JOHNNY LO JANGAN MACEM MACEM! BUKA WOY." teriak Johan ia menggedor gedor pintu dengan panik.
"Ga, gaboleh gini gue harus cari cara."
Matanya menyusuri ruangan ini namun tak menemukan apapun ruangan ini sangat kecil hanya ada satu pintu disana, dan pintu yang tadi dibuka oleh Johnny sudah tertutup rapat dan terkunci.
Lutut Johan melemas tak mampu menahan tubuhnya ia mendudukkan dirinya di lantai menjambak rambutnya lalu matanya mengeluarkan cairan bening.
"Johnny bangsat! gara gara lo gue mewek anjing." ucap Johan.
Semua umpatan Johan keluarkan menyesal, marah, kecewa semua campur aduk.
Bagaimana keadaan Johnny didalam?
Apa dia akan baik baik saja?
Bagaimana kalo organ nya berakhir di toples yang sedari tadi ia lihat.
Itu yang Johan pikirkan. Jika kalian berfikir Johnny mendorong Johan ke tempat yang berbahaya kalian salah!
Justru Johnny lah yang saat ini sedang dalam bahaya, dia mendorong Johan keluar dari ruangan itu karena ia tau kakinya tidak akan terlepas dengan mudah apalagi melihat orang yang sedang berjalan menuju kearahnya. Setidaknya salah satu dari mereka harus keluar, untuk menyelamatkan diri. Dan Johnny mendorong Johan, agar Johan bisa menyelamatkan Johnny. Itu pun jika Johnny masih bisa selamat.
Johan bangkit dari duduknya dibukanya pintu lalu terlihat lah pemandangan jalanan komplek yang sepi.
Johan bingung sejak kapan ada sebuah pintu yang menuju jalanan langsung?
Melangkahkan kakinya menjauhi pintu tersebut dilihatnya pintu itu, ahh pantas saja ia tak pernah tau dan melihat pintu tersebut karena pintunya menyatu dengan tanaman yang merambat, sepertinya ini di sengaja.
Ia melangkah menuju gerbang utama rumah dilihatnya jam di ponselnya yang menunjukkan pukul tiga sore.
Johan masuk dengan perasaan merasa bersalah, ia harus bertemu Naka karena waktu itu Naka sudah pernah masuk kamar.
"Tumben jalan kaki?" Tanya Toni yang sepertinya dia juga baru datang karena baru turun dari motornya.
"Gapapa pengen aja, sekalian olahraga keliling komplek." ucap Johan melewati Toni.
"Lo gapapa? Kayanya lo sakit? Mata lo ko sembab?" Tanya Toni.
"Gue gapapa, tadi kelilipan, gue ga sakit." ucapnya tanpa menoleh kearah Toni, membuat Toni bingung.
Johan berjalan menuju kamarnya dengan langkah gontai, ia menaiki satu persatu anak tangga.
Saat tepat di depan pintu ia melihat kamar Johnny, matanya memanas. Apa sekarang ginjal Johnny sudah terpisah dari tubuhnya?
Apa dirinya akan berakhir sama seperti itu?
Apa diantara jajaran toples berisi ginjal itu ada ginjal Yoga dan Sandi?
Otaknya lelah setelah tadi siang memikirkan tugas dan skripsi kini ia harus menambah beban pikirannya dengan keadaan.
•
Malam ini Johan terpaksa harus pergi ke dapur karena haus. Langkahnya terhenti saat mendengar suara.
Lagi diskusi rupanya. batin Johan.
Dia bersembunyi lalu mendengarkan obrolan mereka.
"Johnny udah masuk."
"Dia sendirian?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah 95; 95L
Mystery / ThrillerTentang keseharian dan kegabutan para bujang penghuni kamar sampai akhirnya semua berubah setelah kedatangan penghuni baru. Sebagian sifat asli penghuni rumah terlihat, ada yang saling menuduh ada juga yang saling membunuh Cast : 95L 📌📌📌 -Harsh W...