Penghuni Baru

60 19 140
                                    



Nang ning ning nang oyy

Suara bel berbunyi, menandakan ada seseorang yang sedang menunggu pintu dibuka.

Sandi yang sedang berada di ruang tamu pun pergi membuka pintu, dan tampaklah seorang perempuan dengan paras cantik.

Oke, mungkin mulai sekarang Sandi akan menjadi satpam rumah saja, karena dirinya selalu bertugas membuka pintu.

"Maaf mba, kalo nyari Jimmi dia lagi gak ada" ucap Sandi mengucapkan kalimat yang sebelumnya sudah Jimmi beritahu kalau ada wanita yang mencarinya.

Perempuan itu mengernyitkan dahinya bingung, tidak mengerti maksud Sandi.

Sandi perlahan menutup pintunya namun perempuan itu menahannya.

"Mba, saya udah bilang Jimmi nya lagi gaada dirumah!" Ucap Sandi sekali lagi memberitahu bahwa Jimmi tidak ada.

"Ta..." Ucap perempuan itu terpotong.

"Jangan ngeyel deh mba nanti saya lapor satpam loh" Sandi memotong ucapan perempuan itu.

"Ta..."

"Mba, mba tuh cantik. Mending mba cari cowo lain aja, si Jimmi banyak cewenya mba" Sandi bergerak menutup pintu namun perempuan itu kembali menahannya.

"Apalagi sih mba?! Kalo mau masuk mending gausah deh, kita lagi gapunya stok minuman" Kesal Sandi. Sandi sangat tidak ramah bintang zero.

"TAPI SAYA BUKAN NYARI Jimmi mas!" ucap Perempuan itu meninggi kan suaranya di awal kalimat, diakhiri dengan senyuman.

"Loh terus ngapain? Cowo disini semuanya jomblo ngenes, kecuali si Jimmi sih yang sering gonta ganti cewe" Sandi berfikir. Memikirkan siapa temannya yang punya pacar.

"Saya penghuni baru" ucap Perempuan itu.

Sandi melihat perempuan itu dari atas sampai bawah membuat perempuan itu tidak nyaman. Tolong lain kali yang bukain pintu jangan Sandi!

"Buktinya?" Tanya Sandi.

Perempuan itu memperlihatkan ponselnya yang menunjukkan chat nya dengan Busuk sama seperti Bobi waktu itu, karena takut kejadian waktu Bobi terulang, akhirnya Sandi tidak bertanya lagi dia membuka pintu untuk perempuan itu.

"Biar saya aja yang bawa" Sandi membawa koper perempuan itu.

"Makasih" ucapnya tak lupa dia memberikan senyuman pada Sandi.

"Baru kali ini loh mba ada cewe yang nyewa kamar di rumah ini" ucap Sandi.

"Nama saya Jihan. Oh yah.. saya perempuan pertama?" Ucap Jihan.

"Sandi. Iya, setau ku mba yang pertama" Sandi membawa Jihan pada perkumpulan Beban dan kebetulan semuanya ada disana sedang menonton film, Bobi pun sekarang sudah mulai dekat satu sama lain.

"Punten! ini teh aing bawa penghuni baru" ucap Sandi, semua yang tadinya fokus ke TV langsung menoleh kearah Sandi.

Jihan yang merasa dirinya sedang dilihat pun menyunggingkan senyum manis, walau rada akward.

"Bentar bentar wehh, gue mau nelpon staff kayangan, mau bilang kalo bidadari nya kabur ada disini" ucap Jimmi dengan gaya buayanya.

Dipastikan semua lelaki yang ada disana jijik melihat tingkah Jimmi. Sedangkan Jihan, dirinya hanya tersenyum malu.

"Joshua".

"Naka".

"Johnny".

"Vino".

"Jimmi yang paling ganteng".

"Yoga".

"Surya".

"Johan".

"Bobi".

Hening. Semuanya menunggu seseorang memperkenalkan dirinya, semuanya menoleh pada orang yang tak kunjung memperkenalkan diri yang sedang menatap perempuan itu.

"Tau dah gue dia cantik, tapi ga segitu nya kali" Johan menyenggol lengan Toni.

Sedari tadi sejak kedatangan Jihan, Toni membatu menatap Jihan dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Toni". Ucapnya datar lalu beralih kembali melihat film.

"Jihan" ucap Jihan pada semuanya dan mereka pun mengangguk.

"Ayo gue anter ke kamar" ajak Sandi berjalan mendahului Jihan.

"Tapi sorry kalo kamarnya berantakan atau rada berdebu, soalnya bersihinnya udah beberapa hari yang lalu" ucap Sandi panjang lebar padahal sepertinya tidak didengar oleh Jihan, karena Jihan sibuk melihat kesana kemari.

"Lantai atas udah penuh semua, yang kosong tinggal lantai bawah. Lo pasti tau kan kalo di kamar ga ada toiletnya" ucap Sandi saat sudah sampai di pintu kamar yang akan di tempati Jihan.

Jihan kembali menyunggingkan senyum. "Makasih, gue mau istirahat ya" ucap Jihan sopan.

Sandi pun mengangguk lalu melangkah kan kakinya, baru beberapa langkah ia kembali membalikkan badannya "tiap pagi kita suka sarapan bareng, lo gabung ya". Ucap Sandi lalu pergi meninggalkan Jihan "siapa tau lo nanti jadi babu baru nya Toni". Ucap Sandi pelan yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri.



Sore ini para bujang sedang tidak ada dirumah, mereka sedang berada di kampus. Hanya tersisa Jihan yang memang tidak ada kegiatan apapun.

Namun tak lama Johan pulang, setelah membuka pintu kakinya melangkah menuju dapur untuk mengambil minum. Namun kakinya terhenti saat melihat Jihan sedang berjalan di dekat kamar yang selalu terkunci.

Johan memperhatikan Jihan lama lalu menegur nya "Jihan? ngapain?". Tanya Johan.

Jihan yang merasa dipanggil pun sontak membalikkan badannya, terlihat kaget dimata Johan padahal Johan tidak berteriak dan tidak berniat untuk mengagetkan nya.

"G-gue cuma liat liat isi rumah ini aja sih" ucap Jihan terlihat gugup.

"Oh, dibelakang ada gazebo enak tuh, tempat nongki adem" ucap Johan lalu berjalan kearah dapur, Jihan pun mengangguk lalu berjalan menuju taman belakang.

Satu persatu bujang penghuni rumah pulang, saat ini waktu telah menunjukkan pukul delapan malam semua nya sedang beristirahat karena lelah menjalani kegiatan yang dilakukan siang tadi. Satu persatu terlelap menuju ruang mimpi masing-masing namun ada juga yang masih membuka mata.

Bugh

Bugh

Bugh

"Lain kali hati hati! jangan sampai ada yang lihat, hati hati juga sama Sandi dia udah liat salah satu dari kita" ucapnya lalu pergi setelah memberi beberapa pukulan.

Tanpa disadari, ada seseorang yang sedang menyaksikan kejadian tersebut.













This Jihan

This Jihan✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rumah 95; 95LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang