Pelaku

37 11 31
                                    

"Ngapain lo lindungin orang yang udah bunuh Sandi." ucap Naka.

Surya dengan otomatis menatap Naka.

"Jangan ngaco lo! Mentang mentang lo dituduh, jadi seenaknya nuduh orang." Surya masih emosi.

"Gue gak nuduh. Kalo lo ga percaya sama gue yaudah terserah lo. Disini yang bakal jadi korban itu lo, bukan cewe itu." Naka menatap sinis Jihan.

"Dasar gila!" Surya kembali menyembunyikan Jihan di belakang tubuhnya.

Bugh!

Surya tak sadarkan diri karena dipukul dari belakang.

"Ck. Dasar bego dibilangin malah keras kepala." kesal Naka, karena melihat Surya pingsan akibat pukulan Jihan. Iya, Jihan yang tadi memukul nya.

"Bagus juga akting lo, lain kali ikutan casting film lo." Toni menghampiri Jihan.

"Kalo gue jadi artis nanti yang bantuin lo siapa." Jihan menatap Toni.

"Hebat juga lo, bisa mukul beban segede gini." Toni menyeret tubuh Surya.

"Heh! Mukul doang mah enteng, gue bunuh si Sandi aja gampang, masa mukul doang gabisa. Lagian ya, yang nyewa kamar disini gaada yang pinter apa? Perasaan ko bego semua." Jihan membuntuti Toni.

Toni menyuruh beberapa penjaga agar mengikat Surya. Naka hanya berdecih melihat Jihan yang membanggakan dirinya karena mampu membunuh orang. Memang apa istimewanya?. Tapi tenang, Tuhan kan tidak tidur.

"Panggil semuanya, suruh kesini." suruh Toni pada Jihan. Dengan cepat Jihan memanggil Bobi dan yang lainnya.

Setelah beberapa saat Surya akhirnya terbangun, dilihatnya Naka dan Joshua dalam kondisi yang sama, diikat di kursi.

Hening, semuanya sibuk dengan kegiatannya masing-masing dan sedang menunggu kedatangan seseorang. Bobi yang melihat situasi aman pun menghampiri ketiga orang yang diikat.

Dengan perlahan tapi pasti ia melonggarkan tali yang mengikat tubuh ketiganya. Membuat Naka bingung, setau Naka, Bobi berada di pihak lawan. Namun Joshua menyenggol kaki Naka. Dan memberi isyarat mata yang tidak di mengerti oleh Naka. Karena tidak mau pusing Naka akhirnya tidak peduli.

Surya pun sama kagetnya, baru saja dirinya akan beranjak, namun Bobi lebih cepat menarik kembali talinya. Sepertinya tidak aman membiarkan Surya dengan ikatan yang longgar, karena Surya termasuk orang yang keras kepala, dan sedikit gegabah.

"Bangsat!" umpat Surya berhasil membuat semua orang menatapnya.

"Dia gabisa diem, jadi gue ikat lebih kencang talinya." ucap Bobi, saat melihat Toni yang menuntut penjelasan. Toni hanya mengangguk lalu kembali fokus pada laptopnya.

Ceklek

Pintu terbuka memperlihatkan beberapa manusia masuk, yang membuat ketiganya kaget.

Jika Surya kaget melihat semua orang yang masuk. Joshua dan Naka kaget karena perempuan yang dilihatnya. Karena Naka dan Joshua sudah tau anggota lain selain perempuan ini.

"Apa kabar semuanya? Oh tentu tidak baik bukan." ucap perempuan tadi.

"Gimana Yoga? Udah selesai?" Tanyanya pada Toni. Dijawab anggukan oleh Toni.

"Oke bagus, biasa aja dong liat saya nya." ucapnya saat melihat ekspresi dari ketiga tawanan.

"Emang gaada yang bener ternyata di rumah ini." ucap Naka.

"Pantes aja harga sewanya murah. Ternyata bakal dapet milyaran dari satu orang." ucap Surya.

"Jaman sekarang nyari yang murah dan gratis itu susah Surya. Semua harus sesuai dengan apa yang kita keluarkan." Ucap wanita itu.

Rumah 95; 95LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang