Rencana

36 10 42
                                    

Di part ini mungkin kalian akan di bingungkan oleh alur yang maju mundur cantik.





Setelah melewati malam yang begitu suram  dan siangnya ia hampir ketahuan oleh Naka namun akhirnya semua aman terkendali.

Walau mungkin nanti nya akan sedikit sulit karena harus beradaptasi dengan hal yang baru. Seperti saat ini ia sedang menunggu penghuni lainnya keluar untuk melancarkan misi nya.

Menerima tawaran untuk bergabung bersama mereka bukan lah hal yang mudah, karena itu diperlukan sekil ekting yang sangat luar biasa. Ya, bayangkan saja jika di pertengahan misi nya ia gagal ekting atau ketahuan sudah dapat di pastikan jantung dan ginjalnya tidak akan aman.

Dan pastinya ia akan dimaki habis-habisan saat teman-temannya mengetahui nya nanti. Karena ia tak mau memberitahu yang lain, dan ia hanya mau bertanggung jawab.

Setelah berpikir beberapa menit Johan akhirnya menerima tawaran tersebut.

"Gue punya penawaran khusus buat lo"

"Lo pikir gue bakal terima tawaran lo?"

"Ayolah Johan kesempatan tidak datang dua kali, lo liat mereka udah siap buat suntik lo. Dan nanti pas bangun lo pasti udah beda alam."

Johan sedikit merinding saat mendengar nya, ia memang mencintai tuhannya tapi untuk buru-buru bertemu seperti nya Johan harus berpikir berjuta kali lagi. Astaghfirullah Johan!

"Apa untungnya buat  gue kalo gue ikut gabung?"

Terkekeh sejenak lalu menjawab. "Yang pertama sudah pasti nyawa lo itu aman, yang kedua lo bakal dapat bayaran dan bonus kalo lo berhasil bawa satu tubuh manusia, bonus nya gak main-main loh. So? Gue gapunya waktu banyak."

Otak Johan dipaksa untuk berpikir keras, tawarannya memang menarik tapi Johan bukan tipe orang yang seperti itu, walau ia memang menyukai keuntungan untuk diri sendiri tapi ia juga tau mana yang benar dan tidak.

"Oke gue gabung." Jawab Johan mantap tanpa ada keraguan.

"Welcome!" Toni menjulurkan tangannya.

"Ton! Lo serius? Gimana kalo dia cuma pura-pura." Ucap Jimmi yang sedikit tak setuju.

"Pura-pura? Kita tinggal di rumah yang sama, dan gue gak bakal kabur. Lo bebas mau apain gue kalo emang gue pura-pura."  Walau berkata demikian namun dalam hatinya ia komat kamit agar selamat. Sedikit menyesal karena mengeluarkan kalimat tersebut namun tak apa tujuannya lebih penting dari dirinya. Cielah bacot gitu tapi kenyataannya ia ingin menghilang dari bumi.

Dan ya, sekarang Johan sudah bersama sekawanan pemburu organ, benar dugaan Johan ini sangat sulit untuk dilakukan apalagi saat ia melihat Johnny yang sedang  di siksa karena terus berontak ingin keluar.

Johan mulai berjalan perlahan untuk memastikan kondisi Johnny, namun ia tak tahan saat melihat Johnny yang terus di pukuli. Kakinya hendak melangkah menuju ruangan dimana Johnny di siksa namun lengannya di tarik oleh seseorang yang berada di belakangnya.

Bobi, yang berjalan tepat di urutan akhir berada di belakang Johan. Bobi menaikkan satu alisnya.

"S-sorry." Johan kembali berjalan tanpa melihat ke arah Johnny.

Bobi mengerutkan keningnya, lalu tersenyum tipis. "Nanti sore temuin gue di kafe alamahoy." Bobi berbisik lalu berjalan lebih dulu.

Ngapain nih? Nyawa gue aman aman aja kan? Johan membatin, memikirkan ucapan Bobi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rumah 95; 95LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang