Prolog

29.5K 1.4K 12
                                    

"Arkiiii" Ucap seorang gadis berwajah imut sambil menghampiri sahabat lelaki nya.

"Apa sih Al? Aku lagi buat pesawat-pesawatan nih" Jawab anak lelaki itu kembali fokus pada kertas origami nya.

"Ihhh Aliii! Yaudah Alena pergi aja" gadis itu mengerucutkan bibir nya lalu berbalik bermaksud meninggalkan teman lelaki nya itu.

"Gak usah panggil Ali deh, kamu cuma boleh panggil aku Arki bukan Ali!" lelaki itu mencegat tangan gadis nya, gadis yang dipanggil Alena oleh nya.

"Abisnya Arki gak mau temenin Alena main, pokoknya kalo Arki nakal Alena bakal manggil Ali aja" Alena merajuk. Lelaki yang dipanggil Arki atau Ali itu tersenyum lalu mengacak rambut Alena penuh sayang.

"Yaudah aku panggil Prilly aja" Ucap Arki sambil menjulurkan lidah nya, "Ih Aliiii!" gadis itu memukul badan Arki kencang namun tidak berasa sakit di badan Arki.

"Percuma gak sakit Alenaaa" Alena menghentikan pukulan nya lalu menatap Arki penuh harap, "Arki gak jadi pindah kan?" ucap Alena pelan namun terdengar jelas di telinga Arki.

Arki tersenyun kecut lalu menatap Alena lembut, "Maafin Arki, tapi Arki harus pergi"

"Arki pergi nya gak lama kan? Nanti yang panggil aku 'Alena' lagi siapa?" Air mata turun dipelupuk mata Alena, ia langsung memeluk Arki kencang bermaksud mencegah lelaki itu pergi.

"Alena jangan nangis, katanya udah 10 tahun tapi cengeng, Arki bakal balik lagi buat Alena kok" ucap Arki lembut, ia membalas pelukan Alena kencang seakan enggan untuk melepaskan nya.

"Tapi Arki harus janji bakal balik lagi buat Alena" Alena menangis sesenggukan, kemudian melepaskan pelukan nya dari sahabatnya itu.

"Iya Arki janji, kalo Arki boong Arki gak bakal tinggi-tinggi deh" jawab Arki berusaha bercanda, "Awas aja kalo gak nepatin janji, Arki bakal lebih pendek dari Alena" Alena tertawa lalu menghapus air matanya.

"Nih, pegang pesawat-pesawatan Arki, nanti pas Arki balik lagi kesini kita naik pesawat beneran ya" ucap Arki sambil memberikan pesawat-pesawatan yang ia buat untuk Alena.

"Iya Ar, Alena janji bakal nungguin Arki sampai Arki pulang" ucap Alena.

"Janji?" Tanya Arki sambil mengacungkan jari kelingking nya.

"Janji" Alena mengaitkan jari kelingking nya ke jari kelingking Arki, sebagai tanda janji bahwa mereka akan bertemu kembali.

"Aliii, ayo sayang pergi" Arki melepaskan kaitan jari kelingking nya, "Mamaku udah jemput Al" ucap Arki pelan.

Resi menghampiri Arki dan Alena kemudian membungkuk menyamakan tingginya dengan anak perempuan ini.

"Prilly, tante pergi dulu ya sayang, jaga diri kamu baik-baik, salam buat Ayah, Bunda kamu" Ucap Resi -Mama Arki- sambil mengusap puncak kepala Alena.

"Iya tante, hati-hati dijalan ya" ucap Alena, air mata mengumpul kembali di pelupuk matanya, ia memeluk Resi erat seakan enggan melepaskannya kembali.

"Tante pasti kesini lagi kok, jangan nangis dong sayang" Resi melepaskan pelukan Alena lalu menghapus air mata gadis itu.

"Iya tante, Prilly gak nangis kok" jawab Alena berusaha tersenyum.

"Yaudah, yuk Li kita pergi" ucap Resi, "Tunggu Mah Ali mau pamitan dulu sama Prilly" Resi mengangguk, "Mama tunggu diluar" Kemudian meninggalkan Alena dan Arki berdua.

"Al, Arki pergi dulu ya" Alena mengangguk kemudian memeluk tubuh Arki lagi. "Janji ya sama Alena" lirih Alena.

Arki mengangguk, air mata yang sudah ia tahan keluar, Arki laki-laki, gak boleh cengeng. Arki melepaskan pelukan nya lalu menatap Alena sendu, "Arki pergi ya.." Alena hanya diam terpaku, cup. Satu kecupan hadir dipipi Alena, kecupan perpisahan.

Arki melangkahkan kakinya pergi dari rumah Alena, Alena hanya diam terpaku melihat sahabatnya selama ini meninggalkan nya.

---memories---

Azki,
14 Oktober 2015

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang