Dinda berjalan dengan setumpuk buku yang ia bawa. Sambil berjalan, ia menatap semua orang yang berjalan di koridor kampus.
Tujuan nya sekarang hanya satu; menemui Ali.
Semenjak pengakuan Ali kemarin, Dinda akan kembali berbicara pada lelaki itu. Bagaimana pun, Dinda akan tetap berteman baik dengan Ali.
Langkah nya seketika terhenti saat melihat lelaki yang ingin ia temui menarik seorang gadis yang sangat Dinda kenal. Hati nya mencelos sekarang. Bagaimana pun, Ali pernah menarik tangan nya seperti Ali menarik Prilly sekarang.
Lagi-lagi Dinda harus sadar kalo ia hanya tempat Ali bersinggah. Dinda berhak marah akan semua ini. Tapi, ia cukup berpikir lagi dan lagi untuk melakukan nya.
Kalo gue marah sama Ali, Ali bakal ilfeel sama gue. Mending gak usah.
Tanpa sadar, air mata itu menetes lagi. Menangis karena orang yang sama.
---memories---
"Mau kemana sih Liii?" Prilly berteriak di belakang Ali. Efek suara kendaraan dan Ali yang memakai helm.
Ali menghentikan motor nya karena traffic light, kemudian ia melirik gadis yang sedang memperlihatkan wajah bete nya dari kaca spion motor nya. "Itu bibir gak usah maju-maju!"
"Salah lo sendiri bawa gue bolos"
Ali terkekeh, kemudian kembali melajukan motor nya. Yang penting sekarang Prilly sama gue.Ali kembali menghentikan motor nya di tempat parkir yang disediakan. Udara mulai sejuk karena pohon-pohon besar disini. "Turun!"
Prilly turun dari motor membuka helm nya, matanya berbinar saat ia tau ia berada di mana sekarang. "Lo bawa gue ke taman kota Li?"
Ali mengangguk sambil membenarkan rambut nya yang berantakan. "Yoi"
"Ayo kesana, gue udah lama gak kesini" Prilly berjalan terlebih dahulu memasuki taman kota, diikuti Ali di belakang nya.
Ali sedikit melirik kearah sekitar, kemudian dengan cepat ia meraih tangan Prilly yang menggantung. Menggenggam nya erat.
"Tangan lo--"
"Jangan dilepas" Ali menarik tangan Prilly ke arah bangku taman yang disediakan. Tanpa Ali ketahui, ada sesuatu yang mengganjal di hati Prilly sekarang.
Prilly memperhatikan sekelompok anak kecil yang sedang bermain di arena bermain yang disediakan disini. Di pinggir arena bermain itu, ada penjual permen lollipop yang membuat Prilly tertarik. Di gerobak itu berisi banyak sekali varian lollipop yang sangat menggoda.
Ali yang mengikuti arah pandang Prilly menyandarkan tubuh nya di kursi taman. "Ehem" Prilly tersadar kemudian mengalihkan pandangan nya ke arah Ali. "Apa?"
"Tunggu disini" Ali berdiri kemudian berjalan menghampiri tukang permen itu.
Beberapa saat kemudian, ia kembali sambil membawa dua buah lollipop warna-warni. Ia kembali duduk disamping Prilly. "Nih" tangan nya mengacungkan lollipop itu di depan wajah Prilly.
"Buat gue nih?"
"Iya" Jawab Ali sambil mengangguk.
Prilly mengambil salah satu lollipop itu, "Makasih!"
Ali mengangguk, diam-diam Ali mengagumi senyum itu. Senyum yang akhir-akhir ini selalu muncul dikepalanya. Ali kembali tersenyum, kini gadis di didepan nya sedang sibuk menjilati lollipop yang tadi Ali belikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
FanfictionSemua itu berubah. Semua kisah kita dari awal, semua kisah yang kita ukir di sebuah kertas hilang sudah. Entah, terlupakan oleh sendiri nya atau sengaja di lupakan. Tapi, yang pasti, aku hanya ingin kamu mengingat kisah kita. Mengulang kembali sebua...