"Mas Cakka? Kok udah pulang?" Pekik Prilly begitu melihat Cakka ada di meja makan.
Ia cepat-cepat membenarkan tatanan rambut nya, mengikat nya asal namun tetap berusaha terlihat rapih.
Cakka tertawa kecil kemudian menghampiri Prilly yang berdiri di ambang pintu dapur, "Morning Prilly" bisik nya tepat di telinga Prilly.
"Morningg, bikin apa Mas?"
"Roti doang kok. Kenapa bangun pagi-pagi? Bukannya kemarin baru nyampe jam 12?"
Prilly sedikit meringis, "Ini tuh kesiangan, biasanya Prilly bangun jam 5 Mas"
"Oh gituu"
"Mau minum susu Mas? Atau teh?" Tanya Prilly sambil membereskan meja makan.
"Boleh ya teh"
Prilly mengangguk kemudian mengambil dua gelas bening. Satu gelas diisi oleh teh dan satu lagi oleh susu murni.
Cakka memperhatikan tingkah Prilly, gadis itu sibuk menakar air yang akan dimasukan ke dalam gelas. Ia tersenyum kecil melihat Prilly yang menyelipkan rambut yang tidak terikat ketelinga.
Ia menghampiri Prilly, membuka ikatan yang Prilly pakai membuat rambut nya terurai bergelombang.
"Ngapain Mas?" Prilly berbalik, posisi nya dengan Cakka sangat dekat. Ia meremas meja makan di belakang nya. Jantung nya berdetak lebih cepat dari biasanya.
Masa iya gue deg-deg-an juga sama Mas Cakka? Sadar Prilly sadar!
"Nga-ngapain Mas?" Tanya Prilly lagi. Cakka tersenyum kecil kemudian membalikan tubuh Prilly hingga kembali memunggunginya.
"Saya iketin" Bisik Cakka. Ia meraih rambut Prilly, menyatukan rambut itu menjadi suatu kepangan.
"Makasih Mas" Ucap Prilly. Pipi nya kembali bersemu, ada rasa aneh saat ia diperlakukan seperti ini. Ada sesuatu yang mengganjal.
"Sama-sama" Cakka kembali duduk di kursi meja makan. Menatap Prilly dengan senyuman nya.
Prilly terus menunduk sambil mengaduk minuman yang ia buat. Ia tidak berani menatap Cakka. Entah karena apa.
"Mas ini Teh nya, saya nganterin ini dulu ke Ali"
Tanpa menunggu jawaban Cakka, Prilly berlalu begitu saja. Cakka masih menatap Prilly, ia memegang jantung nya sendiri. Bahkan saya gak bisa lepasin Kamu Pril.
---memories---
"ALIII BANGUN KULIAHHHH" Prilly mematikan lampu kamar Ali, menyibakkan gorden sehingga cahaya matahari langsung masuk.
"Ish berisik" Gumam Ali. Ia kembali menarik selimutnya, menutupi wajah nya dari silau sinar matahari yang masuk.
Prilly berdecak, ia menarik selimut yang Ali pakai hingga terlepas. Membuat Ali mengerang dan memeluk guling nya.
"ALI BEGO BANGUN NGAMPUS WOY!" Teriak Prilly lagi.
"Berisik gue ngantuk"
"Gue tunggu di bawah, ini susu lo ada di atas meja. Kalo 30 menit gak turun gue berangkat sendiri"
Brakk
Prilly membanting pintu begitu saja. Ali terlonjak kaget kemudian melirik segelas susu di meja nya.
"Udah digantungin, marah-marah lagi. Untung sayang"
---memories---
Prilly memakai sepatu converse nya, mencepol rambut nya dengan benda ajaib bernama 'jeday', ia tersenyum puas lalu keluar kamar dengan tas punggung kesayangan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
FanfictionSemua itu berubah. Semua kisah kita dari awal, semua kisah yang kita ukir di sebuah kertas hilang sudah. Entah, terlupakan oleh sendiri nya atau sengaja di lupakan. Tapi, yang pasti, aku hanya ingin kamu mengingat kisah kita. Mengulang kembali sebua...