Maag

12.8K 1K 5
                                    

Prilly terus berdiam diri dikamar, semenjak kejadian Ali mencium nya ia benar-benar kesal pada majikan nya itu. Pasalnya, bibir tipis nya itu baru pertama kali di sentuh oleh lelaki dan parah nya lagi itu bukan lelaki yang ia cintai.

Prilly membaringkan tubuh nya di kasur, pikiran nya menerawang pada mendiang ibu dan ayahnya. Kejadian kecelakaan, kebangkrutan kantor ayah nya, terekam jelas bagaikan film.

"Prilly kangen ibu.." lirih Prilly, setetes cairan muncul dari mata indah nya, terlalu sulit untuk melupakan kejadian itu dan hanya kejadian itu yang terekam di benak nya.

"Arki beliin Alena permen dong" ujar seorang gadis kecil sambil menunjuk sebuah gerobak yang berisi puluhan varian permen. Lelaki yang disebelah nya mengangguk kemudian merogoh saku celana nya, kosong.

"Tapi Arki gak bawa uang, gimana dong?" tanya lelaki itu bingung. Gadis disebelah nya mengerucutkan bibir nya lucu, kemudian akhirnya mengangguk, "yaudah gakpapa deh. Pulang aja yuk?" ajak gadis kecil itu. Lelaki itu menurut saja namun sebelum nya ia diam-diam menyimpan sebuah lolipop di saku sahabat perempuan nya itu.

"Al, liat deh di saku kamu ada apa" suruh Arki, Alena merogoh saku nya,sebuah lolipop tiba-tiba ada di saku nya, ia tersenyum senang kemudian membuka bungkus lolipop itu, "Makasih Arkiii, Alena sayang Arki"

BRUKK

"Aduhh" pekik Prilly, ia mengelus kepala nya, ia sekarang berada di lantai dengan posisi tengkurap. "Mimpi anak itu lagi"

Prilly berdiri kemudian bercermin melihat pantulan dirinya dari situ, "Kenapa mimpi itu seakan nyata? Kenapa mimpi itu selalu ngebuat kepala gue sakit?" tanya nya pada diri sendiri. Prilly menggelengkan kepala nya kemudian mengikat rambut nya asal, "Udah lah jangan dipikirin Prilly!" perintah nya pada diri sendiri.

Prilly berjalan keluar kamar nya sambil memijat kepala nya yang pening, ia berjalan ke arah wastafel lalu mencuci tangan nya, pikiran nya kembali menerawang jauh entah kemana.

"Prilly!" Prilly terlonjak kaget, majikan gila nya memanggil nya lagi. Ia mematikan kran air lalu berjalan malas-malasan ke majikan nya itu.

"Apa?" jawab Prilly malas-malasan, Ali memandang Prilly dari atas sampai bawah, "Lo sakit?" tanya Ali. "Nggak" balas Prilly singkat, Ali berdiri kemudian menempelkan punggung tangan nya di kening Prilly, "Lo panas" bisik Ali. Prilly menyingkirkan tangan Ali dari kening nya, "Gak usah pegang-pegang!" Ali berdecak kesal, 'dipeduliin gak mau' batin nya berbicara.

"Ngapain manggil saya?" tanya Prilly terdengar sinis, "Ini di rumah, yang sopan dong Bi" balas Ali sambil tertawa. Prilly berdecak kesal, menarik napas nya kasar, "Ada apa den Ali? Ada yang bisa saya bantu?" Prilly menjawab sambil menekan setiap katanya, ditambah lagi senyum yang dipaksakan membuat Ali terkikik geli.

"Bikinin gue mie goreng pake telor, ayam, sosis, yang pedes" Prilly mengangguk kemudian bergegas meninggalkan Ali, "Eh eh belum selesai" sambar Ali, Prilly memutar bola matanya kesal. "Ada apa lagi den Ali?" ucap Prilly kesal. "Jangan lupa minum nya" Prilly semakin bergumam kesal kemudian meninggalkan Ali menuju dapur.

'Prilly. Gue tertarik sama lo' batin Ali.

---memories---

TOK TOK TOKK

"Tuh bukain pintu nya" Perintah Ali, Prilly hanya mengangguk kemudian berjalan kearah pintu, membukanya.

"Ali ada? Eh kok ada lo?" pekik orang itu, Prilly memutar bola matanya, perempuan ganjen itu lagi.

"Gue emang tinggal disini" balas Prilly, perempuan itu melenggang masuk begitu saja melewati Prilly. Sedangkan Prilly hanya mematung lalu menutup pintu nya kasar.

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang