(bukan) Hari Pertama

13.1K 1K 3
                                    

Prilly menatap pantulan wajah nya dicermin, hari pertama nya kuliah. Hari ini ia memakai outfit kaos putih polos berlengan panjang ditambah dengan rok hitam kesukaan nya, make up tipis juga ia pakai pada wajah polos nya.

"Alhamdulilah deh gue bisa kuliah, Mas Cakka emang baik banget" gumam Prilly, setelah itu ia keluar kamar lalu kembali menyiapkan sarapan untuk anggota keluarga ini.

"Morning Prill" panggil Cakka saat melihat Prilly yang masih sibuk dengan masakan nya.

"Eh, pagi Mas, ini masakan nya udah selesai" jawab Prilly, Cakka menatap Prilly sejenak; cantik.

"Pagi semua" Prilly dan Cakka refleks menoleh, majikan songongnya, batin Prilly.

"Li, jangan lupa ajak Prilly keliling kampus ya" perintah Cakka yang hanya dijawab anggukan oleh Ali, tak ada gunanya jika membantah.

Acara makan pun terjadi sangat hening, hanya ada curian tatapan dari Cakka saat melihat Prilly makan yang parah nya disadari oleh Ali.

"Ehem, ayo Prill berangkat" ajak Ali, Cakka tersadar dari lamunan nya lalu segera mengalihkan pandangan nya, sedangkan Prilly hanya mengangguk mengikuti Ali.

"Mas saya berangkat dulu, biar pekerjaan rumah saya selesaikan setelah pulang kuliah" ucap Prilly.

"Iya santai aja Prill, saya ngerti kok" jawab Cakka diiringi senyum manis nya. Prilly terpaku sebentar lalu kembali tersadar. Back to earth Prill!

---memories---

"Pokoknya hari ini lo harus deket-deket sama gue, lo harus jauhin cewe-cewe gak jelas dari idup gue. Ngerti?" ucap Ali sambil mengendarai motor nya. "Heh lo denger gue gak sih Prill?" teriak Ali lagi yang hanya di jawan anggukan kepala oleh Prilly.

Sesampainya di kampus Prilly segera turun dan membuka helm nya, "Nih helm nya, nanti saya pulang sendiri aja" ujar Prilly sekenanya. Ali mengerjitkan kening nya, "Apa? Lo pulang sendiri? Lo gak denger apa yang gue omongin dijalan?" balas Ali tak sabar.

Prilly mengangkat bahu nya acuh, "Saya gak mau bantuin Mas Ali, bukan nya Mas Ali sendiri yang bilang kalo Saya gak boleh macem-macem sama Mas Ali? And see? Saya gak macem-macem sama Mas Ali" jelas Prilly panjang lebar. Ali menganga, pembantu nya ini bisa berkata sopan kepada Cakka namun kepada nya? Sangat berbanding terbalik.

Prilly kembali berjalan mengacuhkan Ali namun beberapa detik selanjutnya tangan nya kembali di tahan oleh tangan besar Ali. "Apa lagi sih?" gerutu Prilly kesal. Ali mendekatkan kepala nya ke wajah Prilly, menatap mata Prilly intens, "Gue udah bilang lo harus deket-deket sama gue disini. Gak ada penolakan. Ngerti?" perintah Ali tepat di depan wajah Prilly. Prilly menelan ludah nya, wajah majikan nya ini benar-benar dekat sekarang, hanya tinggal beberapa senti saja, mungkin jika Ali memajukan 1 langkah lagi saja benda lembab di wajah Ali bisa menghantam bibir tipis nya.

Ali menjauhkan wajah nya lalu merangkul Prilly berjalan masuk kedalam gedung, sudah banyak pasang mata yang menandangi nya, dari mulai tatapan kagum, tatapan iri, bahkan tatapan mencibir pun ada. Prilly terus mencoba melepaskan rangkulan Ali namun sia-sia karna tangan Ali terlalu kuat mencengkram bahu nya.

"Den Ali lepasin saya" ucap Prilly pelan dan merubah penekanan dalam ucapan nya. Ali tersenyum penuh arti, bukan melepaskan rangkulan nya malah semakin merangkul nya posesif.

Langkah Ali dan Prilly terhenti saat segerombolan wanita menghadang nya, Prilly menelan ludah nya, 'kan bener gue bahaya.'

"Ali Surya Praja" salah satu dari wanita itu tersenyum sinis memandang Ali, "Udah pulang dari Belanda sayang? Nyusul aku ya?" lanjut wanita itu, ia memegang wajah Ali lalu tangan nya berganti mengusap dada Ali.

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang