Hujan

10K 995 40
                                    

Prilly menatap dosen yang sedari tadi ceramah tanpa henti. Bosan. Bosan. Bosan. Itu yang ia rasakan sekarang. Di belakang nya, Ali dan Dinda hanya mengobrol di belakang nya.

Kini posisi duduk nya berbeda, Ali yang awal nya duduk di belakang Prilly berganti menjadi Dinda dan Ali tepat di samping Dinda.

"Heh kalian! Kalo mau pacaran jangan saat pelajaran saya!" Dosen killer itu menegur Ali dan Dinda dengan keras, membuat atmosfer kelas yang tadinya membosankan menjadi menenangkan.

Ali dan Dinda hanya mengangguk mengiyakan, membuat seluruh siswa dikelas menatap kearah mereka. Sedangkan Prilly, ia enggan sama sekali untuk melihat ke belakang.

Akhirnya, kelas kembali sunyi, semuanya kembali fokus pada pelajaran. Namun, tidak dengan Prilly. Pikiran nya melayang kemana-mana. Terutama pada monyet berwajah tampan di belakang nya.

---memories---

Prilly berjalan meneliti setiap buku yang tersimpan diatas lemari besar. Sedari tadi ia mencari buku-buku untuk materi nya menyusun tugas akhir semester ini.

Setelah menemukan buku yang ia cari, Prilly membawa buku itu ke meja paling ujung di perpustakaan. Duduk disana sambil mencatat berbagai hal penting.

"Hai Prilly!"

Prilly mendongak, menatap perempuan yang menyapa nya barusan. "Eh, Daryn? Sini duduk!"

Perempuan yang bernama Daryn itu tersenyum kemudian duduk tepat di depan Prilly.

"Sendirian aja Prill?"

"Iya, lo sendiri? Ngapain ke perpus?"

"Sambil nunggu jemputan jadi nyari tugas deh. Tumben gak sama Ali?"

Prilly tersenyum kaku, lagi-lagi Ali yang dibahas oleh teman sekelas nya ini. "Ali tadi pulang duluan, Ryn" Jawab Prilly berusaha terlihat biasa.

Daryn mengangguk kecil, kemudian hening menyelimuti mereka. Keduanya tenggelam dalam bacaan masing-masing.

"Lo putus sama Ali?" Tanya Daryn tiba-tiba.

"Mak--maksud Lo?" Prilly tercekat. Bingung karena pertanyaan yang Daryn lontarkan tiba-tiba.

"Lo putus sama Ali? Biasanya kemana-mana berdua, dikelas juga ribut berdua. Sekarang gue liat lo rada jauhan gitu deh"

"Hah? Ng--nggak kok. Gue sama Ali emang gak pacaran. Kita sahabatan aja"

Daryn menaikkan satu alis nya tidak percaya, "Masa? Lo boong ya?"

"Boong apaan sih! Nggak kok"

"Iya deh. Tapi, lo jauh sama Ali gara-gara Dinda ya?" Tanya Daryn lagi dengan nada menyelidik.

"Darynnn! Lo bawel amat sihh! Udah ah gak usah gosipin gue gitu"

"Gue gak gosipin lo, Prill. Gue nanya. Biar gue tau faktanya bukan gosip lagi"

Prilly memutar bola matanya jengah, "Dasar tukang gosip"

"Biarin aja"

"Uuhh, dasar" Keduanya tertawa bersama, seakan mereka adalah sahabat akrab yang sudah lama tak bertemu.

Setelah puas tertawa, suasana kembali hening. Prilly bingung ingin membicarakan apa, begitu pun Daryn.

"Prill, kalo ada apa-apa cerita sama gue ya? Anggap gue sahabat lo aja" Ucap Daryn memecah keheningan di antara mereka.

Prilly diam sebentar, mencerna kata-kata gadis bermata sipit di depan nya. Akhirnya ia mengangguk kecil, "Pasti Ryn, thanks banget ya" Ucapnya sambil tersenyum.

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang