Awal dan Majikan Gila

18.3K 1.2K 7
                                    

Wanita itu menginjakan kaki nya di depan sebuah bangunan mewah, wanita itu menelan ludah nya lelah, sudah seminggu ini ia mencari pekerjaan dan akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang asisten rumah tangga.

Wanita itu menekan bel berkali-kali, sudah hampir 15 menit ia berdiri di depan pagar besar itu, keringat sudah mengucur dari pelipis nya.

Setelah menunggu lama pagar besar itu terbuka, muncul senyum kelegaan dari wajah nya. Semoga ini hari keberuntungan nya.

Setelah berbicara dengan satpam yang membukakan pagar untuknya, ia memasuki rumah ini, ia duduk di ruang tamu sambil memperhatikan interior rumah ini. Rumah minimalis namun terkesan mewah dengan sendiri nya.

"Ehem" suara itu mengangetkan lamunan wanita ini. Ia mendongak memperhatikan pria yang berdehem beberapa detik lalu, kemudian menyunggingkan senyum kikuk nya.

"Jadi, kamu siapa?" tanya pria itu, wanita ini tersenyum kemudian menjawab dengan pelan, "Saya Prilly Armana"

"Ada perlu apa kesini?" tanya pria itu lagi, Prilly berpikir, lelaki yang dihadapan nya ini pasti pemilik rumah ini.

"Saya mau melamar menjadi asisten rumah tangga. Bisa?" tanya Prilly serius, pria itu mengerjitkan kening nya. Bagaimana bisa wanita berpenampilan seperti ini menjadi asisten rumah tangga?

"Bagaimana?" Prilly kembali bertanya, pria itu tersadar kemudian mengangguk refleks.

"Bisa? Saya di terima?" Prilly berujar antusias, pria itu kembali mengangguk. Tak lama dilihat nya Prilly bersorak sendirian, bagaimana bisa ada wanita yang bangga menjadi pembantu?

"Terimakasih mas, terimakasihh! Jadi saya sudah boleh mulai bekerja disini?" Prilly berujar antusias, pria itu mengangguk untuk kesekian kalinya karena terpaku melihat kelakuan gadis yang berada di depan nya ini.

Prilly tersenyum lantas menatap pria yang ada dihadapan nya ini penuh selidik, "Kenapa ngangguk terus? Ada yang salah sama saya?"

Pria itu tersadar kemudian menggeleng, "nggak, aneh aja liat orang yang jadi asisten rumah tangga tapi seneng kaya kamu"

"Kok aneh? Emang salah ya?" tanya Prilly, pria itu refleks menyunggingkan senyum nya kemudian menggeleng, "gak salah kok. Sudah, kamar kamu ada di samping dapur. Oh iya, nama saya Cakka"

"Iya mas Cakka, terimakasih ya" Prilly tersenyum kemudian berjalan menuju dapur rumah itu.

Cakka tersenyum geli, ada seorang wanita yang begitu antusias menjadi pembantu, ditambah lagi penampilan gadis itu seperti wanita modern pada umum nya; Kaos polos dilapisi kemeja kotak-kotak, ditambah celana jeans, sepatu nya pun sneakers yang sering dipakai teman-teman kampusnya dulu. Aneh. Rasa menggelitik seketika muncul pada perut nya.

---memories---

"Prilly, Prilly" panggil Cakka, tepat seminggu gadis itu bekerja menjadi asisten rumah tangga di rumah mewah ini. Dan mungkin, rasanya menyenangkan.

"Iya mas? Ada apa?" Prilly menghampiri pria itu kemudian menyunggingkan senyum manis nya.

"Nanti adik saya mau dateng, mungkin malam ini, jadi kalo nanti malam ada laki-laki yang datang kamu gak usah takut" ucap Cakka menjelaskan. Prilly mengangguk mengerti lantas kembali tersenyum.

Cakka mengangkat satu alisnya, "Kenapa senyum terus sih?"

Prilly meringis, "Abisnya gak tau harus jawab apa" Cakka tertawa lantas menatap wanita itu, "Kamu umur berapa sih? Kenapa pengen jadi pembantu?"

Prilly tersenyum lagi, "Umur saya 20 tahun, saya sudah mencari pekerjaan kesana-kesini tapi gak diterima. Jadi saya memutuskan untuk menjadi ART" Prilly bercerita, Cakka menatap Prilly lembut, wanita di depan nya ini begitu menggemaskan ketika bercerita.

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang