"Inget Prill gak usah makan pedes!"
"Gak boleh minum jus jeruk!"
"Gak boleh pake cuka Prilly!"
Prilly mengikat cepol rambut nya asal kemudian memperhatikan wajah nya dicermin. Akhir-akhir ini Ali selalu mengatur pola makan nya hanya karena ia memiliki penyakit maag.
"Lo punya penyakit maag Prill, jadi gak usah makan macem-macem." Perintah Ali begitu Prilly tersadar dari pingsan nya.
"Sejak kapan gue punya penyakit maag?" tanya Prilly lirih karena baru separuh tersadar.
"Emang lo gak sadar punya penyakit itu?" Prilly menggeleng kemudian Ali menyuruh nya istirahat setelah nya ia berlalu memanggil dokter.
"Prilly! Bukain pintuu!" Teriak Ali dari ruang tv. Prilly mendengus kesal kemudian keluar dari kamar nya. Dilihat nya Ali sedang memakan cemilan sambil menonton tv.
Dengan langkah gontai Prilly berjalan kearah pintu kemudian membuka nya. "Hai Prilly!" ucap seseorang di balik pintu.
"Mas Cakka? Kapan sampai?" Pekik Prilly. Cakka tersenyum kemudian mengacak rambut 'pembantu' nya itu.
"Tadi sampai di Bandara langsung kesini. Yuk masuk" Kedua nya beriringan masuk kedalam rumah. Ali yang sedang menyelonjorkan kaki nya sedikit terkejut karena melihat Cakka yang datang bersama Prilly.
"Eh? Bang? Kapan sampai?" Ucap Ali sambil merubah posisi duduk nya.
"Baru tadi sampai Bandara langsung kesini" Ali hanya mengangguk saja. "Prill! Bikinin mie dong laper"
"Gak ah, lo udah makan mie keseringan, nasi goreng aja ya?" Tawar Prilly tegas.
"Iya deh. Masakin buru!"
"Mas Cakka saya masakin juga ya" Setelah itu Prilly berlari kecil kearah dapur mulai memasak untuk kakak-adik itu.
"Kenapa lo senyum-senyum?" Tegur Ali pada Cakka. Cakka kembali tersenyum kemudian duduk disamping adiknya.
"Dia lucu ya?"
"Dia siapa?"
"Prilly. Dia lucu." Ali menoleh kepada Cakka. Saat itu juga hati nya terasa seperti dicubit. Nyeri. "Belum gue iyain tapi dia udah pergi duluan. Lucu ya?" jelas Cakka lagi.
Ali berusaha tetap stay cool lantas tersenyum datar, "Iya dia lucu dan dia cewe gue bang" setelah itu Ali berdiri kemudian berlalu masuk kedalam kamar nya.
Cakka terdiam, hati nya terasa dihujani batu raksasa. Baru saja ia jatuh cinta dan kini adik nya adalah kekasih dari wanita yang ia cintai.
"Aliii, Mas Cakkaaa, ini nasi goreng nya udah jadiii!" Pekik Prilly sambil membawa dua piring berisi nasi goreng. "Loh? Ali mana?"
Cakka tersenyum tipis, "Ali tadi ke kamar."
"Gimana sih, katanya mau makan malah ke kamar. Yaudah, ini nasgor Mas Cakka makan dulu, saya ngasihin dulu yang punya Ali ya" Cakka mengangguk mengiyakan. Setelah itu Prilly menaiki tangga menuju kamar Ali.
---memories---
"Aliii?" Prilly membuka pintu kamar Ali, kemudian masuk dan kembali menutup pintu nya. "Ini nasi goreng udah gue masakin tau"
Ali bangkit dari tidur nya kemudian menyuruh Prilly duduk di tepian kasur nya. "Nih makan dulu" ujar Prilly sambil duduk di tepi kasur Ali. Ali mengambil piring itu kemudian memakan nya tanpa berbicara apapun.
"Kenapa ke kamar? Makan bareng Mas Cakka dong. Dia baru dateng masa udah lo tinggal ke kamar lagi?" Ali menatap Prilly datar kemudian melanjutkan makan nya tanpa berbicara apapun. "Ali ihhh! Jawab dong jangan diem mulu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
FanfictionSemua itu berubah. Semua kisah kita dari awal, semua kisah yang kita ukir di sebuah kertas hilang sudah. Entah, terlupakan oleh sendiri nya atau sengaja di lupakan. Tapi, yang pasti, aku hanya ingin kamu mengingat kisah kita. Mengulang kembali sebua...