"Kau terindah membuat ku menggila.. Kau sempurna tebarkan asmara.."
"Li? Tumben udah bangun?" Ali menghentikan nanyian nya lalu tersenyum kearah Prilly.
Ia menghampiri gadis itu lalu mengacak rambut nya sebentar, "Rambut gue nih!"
"Maaf ah, sarapan apa?" Ali duduk di kursi meja makan.
Prilly mengerutkan kening nya, ada yang aneh dengan sikap Ali. Kemarin, Ali meninggalkan nya dikampus, Ali marah padanya, namun sekarang, semua seolah gak terjadi apa-apa.
"Prill!"
"Eh iya, ini roti bakar" Ucap Prilly gelagapan. Ia membawa roti bakar itu ke atas meja yang langsung dilahap oleh Ali.
"Li.."
"Hm?"
"Nggak deh gak jadi"
Ali mengangguk saja kemudian meneguk susu yang sudah Prilly buatkan. Setelah itu ia melirik jam tangan yang ia pakai, mengambil kunci motor lalu bangkit dari kursinya.
"Mau kemana Li?"
"Ada urusan, lo hati-hati di rumah, jangan sampai telat makan" Ali mengacak rambut Prilly sebentar lalu keluar dengan cepat dari rumah.
Prilly menghembuskan nafas nya, pening kembali muncul di kepala nya. Dan sekelebat bayangan anak kecil kembali muncul dikepalanya.
---memories---
Ali menjalankan motornya dengan kecepatan penuh. Jujur, ia kecewa pada Prilly, ia ingin sekali berada di rumah menghabiskan waktu bersama Prilly, namun rasa sakit itu masih sangat terasa.
Saat Prilly menolak nya, saat ia harus bersaing dengan kakak nya sendiri.
Apa gue harus perjuangin Prilly? Atau relain dia buat Cakka?
Ali refleks menggelengkan kepala nya. nggak. Prilly cuma buat gue. Prilly buat gue. Ali kembali melajukan motor nya dengan kecepatan penuh. Tidak peduli dengan orang-orang yang melihat dirinya dijalan.
Akhirnya, Ali menghentikan motor nya di depan sebuah rumah. Ia membuka helm nya lalu sedikit membenahi rambut nya yang mulai memanjang.
Setelah itu, ia mengetuk pintu rumah itu beberapa kali, menunggu pemilik rumah itu membukakan pintu.
"Hai Li, udah lama?" Ucap seseorang. Ali yang sedari tadi menunduk lalu mendongak, memperhatikan perempuan yang sekarang sedang berdiri di hadapan nya.
Ali tersenyum kecil, tangan nya ia masukan ke dalam saku celananya, "Lama, lumutan nunggu nya"
"Anjir Ali!"
"Nggak deng, yaudah ayo berangkat?"
"Yuk" Ali menaiki motor nya disusul oleh Dinda di belakang nya.
"Pegangan! Ntar jatoh berabe"
"Iya iyaaa!" Dinda melingkarkan tangan nya di perut Ali. Menyandarkan kepala nya di bahu laki-laki itu. "Jangan ngebut kaya kemarin!"
"Siap bosss!"
---memories---
Seperti biasa, hari ini jadwal Prilly mengepel seluruh bagian rumah. Ia mulai mengepel lantai atas, seketika itu pula ia teringat Ali yang membantu nya mengepel beberapa waktu lalu.
Ia tersenyum kecil, mengingat tingkah Ali yang betul-betul melindungi nya, betul-betul tidak ingin Prilly merasa kecapean. Prilly jadi kangen pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
FanfictionSemua itu berubah. Semua kisah kita dari awal, semua kisah yang kita ukir di sebuah kertas hilang sudah. Entah, terlupakan oleh sendiri nya atau sengaja di lupakan. Tapi, yang pasti, aku hanya ingin kamu mengingat kisah kita. Mengulang kembali sebua...