Sebungkus Rokok

11.8K 972 11
                                    

Cakka Surya Praja: dateng ke pertemuan kolega-kolega bisnis kita. Jam 7, malam ini di Hotel biasa. Tanpa penolakan.

Ali: nggak

Cakka Surya Praja: terserah kalo lo emang mau ke belanda

Ali: anjir, lo tau sendiri gue gak pernah mau ke acara begituan!

Cakka Surya Praja: gue gak bisa bego. Gue disemarang makanya gue nyuruh lo

Ali: terserah

Cakka Surya Praja: good boy.

Ali melempar handphone nya ke kasur, setelah membaca line dari Cakka, ia benar-benar mengumpat karena Cakka menyuruh nya pergi ke acara yang menurut nya sangat tidak penting.

"Cakka alay, dia tau gue gak suka tempat begituan. Eh malah di suruh kesana"

"Cakka bego"

"Gila"

"Anjir gue jadi kesel gini"

"Cakka anj--"

"Ali?" ucapan nya tertahan saat kepala Prilly muncul dari balik pintu. "Ngapain lo ngomong sendiri? Ngomong kasar lagi"

Prilly memasuki kamar Ali sambil melipat tangan nya di depan dada, matanya memicing menatap Ali seolah pria itu melakukan sebuah kesalahan.

"Apa sih Prill?"

"Lo kenapa ngomong sendiri gitu? Kasar lagi"

"Ya emang kenapa? Wajar kali gue ngo--"

"Ali, walaupun lo cowo lo gak boleh ngomong kasar. Lo ngomong biasa aja di filter. Jangan kaya terong-terongan" Potong Prilly dengan cepat. "Ali, inget, awas aja kalo lo masih ngomong kasar kaya gitu. Alay tau gak?"

Ali mendengus kesal, Prilly kembali mengomel tanpa henti. Dan kali ini, masalah nya hanya karena ia ngomong kasar.

Bukan nya wajar kalo laki-laki ngomong kasar?

"Inget ya Li, kalo sekali lagi gue ngedenger lo ngomong kasar gak akan gue tem--"

"Prill diem atau gue cium" Ucap Ali. Tangan nya mengunci leher Prilly kemudian menutup mulut gadis itu. "Diem, jangan ngomel, atau lo gue cium sekarang"

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang