Orasi 19

62 11 0
                                    

SIAPA YANG KANGEN IFA SAMA ELANG?

COBA ANGKAT TANGAN! SEMOGA BANYAK!

SELAMAT MEMBACA SEMUAAA...

JANGAN PELIT VOTE AND COMMENT YAH

*******************************

Elang tertawa berjalan ke arah motornya. Menyalakan mesin, memposisikan motornya disamping perempuan yang masih berwajah masam itu.

"Udah ayo naik! Marahnya dicicil sambil jalan."

Dengan kesal Ifa naik keatas motor. Ingin sekali menendang kaki Elang saat ini. Atau menjungkirkan balikan tubuhnya diatas lantai. Tapi, memang bisa? Maksudnya berani?

"Berangkat!"

Nada suara Ifa mengikuti salah satu judul sinetron TV menepuk ubun helm Elang sebagai pembalasan. Impas!

"Gue bukan tukang ojek."

"Udah cepet jalan! Nanti kelewat waktu sholat," ketus Ifa menepuk keras Bahu Elang. Sedangkan Sang empunya pasrah saja jadi bahan pelampiasan.

Setelah sholat dzuhur mereka bergegas pulang. Tidak ada pembicaraan hanya suara knalpot dipadu suara klakson mobil mendominasi jalanan padat Jakarta. Elang melirik kaca spion lalu kembali fokus pada jalanan. Ifa asik membalas chat Julia dan grup chat kelas membahas tugas kelompok baru sadar jalan pulang yang biasa dilewati berbeda.

"Lho, kok, jalannya beda?" tanya Ifa mendekat ke samping Elang.

"Iya," jawab Elang. Kecepatan motornya standar jadi suara Ifa masih terdengar jelas. Walaupun samar terbawa angin.

"Jawaban lo nggak menjawab pertanyaan gue. Elo Amnesia?"

"Gue laper, kita makan dulu."

"Makanya jangan isi otak mulu isi perut juga!"

Elang menaikkan kecepatan motornya membuat Ifa terperanjat mencengkeram bahu Elang. "Pelan-pelan burung!" teriak Ifa memukul bahu Elang.

"Pegangan kita mau terbang!" Elang semakin mengegas motor kecepatan tinggi.

"Jangan ngebut Buruuuuung!"

********

Warteg Muria.

Salah satu warung langganan Elang. Warung sederhana yang berdiri di pinggir jalan. Seperti namanya ini tempat mampir para pekerja pabrik, satpam, kuli, sopir truk, bus dan lainnya. Untuk mereka berkantong kecil bertaraf ekonomi rendah.

Terkadang Elang sering mengajak mereka mengobrol banyak hal menambah ilmu yang tak pernah didapatkan di bangku kuliah. Dari jam kerja pabrik, harga beras satu ton hasil petani dijual ke pengepul berapa? Tembok bangunan butuh konsentrasi perbandingan berapa antara semen dan pasir supaya kokoh bahkan Keluh kesah sopir kopaja masalah BBM. Secara tak langsung Elang belajar ekonomi, teknik sipil dan kerasnya kehidupan Jakarta.

"Fa! Jangan lupa minumnya es teh panas!" teriak Elang sebelum jalan menuju parkiran. Menyuruh perempuan yang agak rendam perasaan kesalnya untuk masuk duluan memesan makanan.

"Maksudnya?" tanya Ifa bingung.

Elang menghentikan motor langsung menoleh berusaha mengeraskan suaranya. "Pesenin gue es teh panas!"

"Nggak ada minuman begitu, dimana-mana es teh, ya, dingin." Ifa sama kerasnya menyahut.

"Ada, udah tinggal bilang Bu Narti pasti tau," kekeh Elang, melajukan motor semakin menghilang ke arah parkiran.

Sebuah Orasi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang