Update juga akhirnya
Selamat pagi semua pembaca....
Udah kangen Elang sama Ifa?
Cusss baca aja!
JANGAN PELIT VOTE AND COMMENT YAH!
SELAMAT MEMBACA
***************************
Keesokan, dan keesokan harinya.
Langkah kaki Ifa terburu-buru menaiki tangga gedung Pusgiwa melirik kanan kiri berharap tidak ada Elang. Justru bertemu bertemu harimau Sumatra sebelum sebutan Kating Jagal tersemat resmi sejak hari perpeloncoan. Perlakuan kejam itu masih teringat jelas dalam ingatannya.
"Ck!" Ifa berdecak langsung melengos menatap kearah lain.
"Biasa aja kali muka lo!"
"Gue biasa aja. Lo yang sensi!"
Ifa mempercepat langkahnya malas berdebat. Sejak Ifa tahu Ivan masuk BEM ingin sekali Ifa menyerah menghadapi dua spesies lelaki. Satu datar ketus menyeramkan dan satunya sangat menyebalkan. Sekarang Ifa tak takut lagi pada Ivan keberaniannya perlahan terbangun.
"Nggak usah ngegas!"
Ifa memutar bola matanya seraya membalik badan. "Lo duluan ngegas! Bisa adem ayem (tenang tentram) aja, nggak usah ngajak gue ribut," kesal Ifa segera
"Siapa yang ngajak ribut, hagh?!"
"Lo!"
"Elo!"
Dasar Kating Jagal!
Tangan Ifa mengepal menahan amarahnya. Perdebatan ini tak akan selesai jika berurusan dengan Si Kating Jagal ini. Akhirnya ia memilih pergi menaiki cepat tangga ke lantai dua. Namun, saat akan berbelok lensanya menangkap seseorang. Memori kemarin malam secara otomatis terputar bagai rol film. Kejadian di Perpusnas hingga menangis tersedu dihadapannya. Ifa terlalu malu dan bingung bagaimana bertemu dengannya sekarang.
Ivan mendengus membenarkan tas ransel digendong satu segera menaiki tangga. Langkahnya tiba-tiba saja terhenti karena perempuan yang baru berdebat dengannya tadi berbalik menumbruk tubuhnya.
"Ngapain lo?"
"Sst, diem dulu."
Dahi Ivan berkerut dengan sikap aneh Ifa yang berdiri dihadapannya menutupi kepalanya dengan jas lab berwarna putih.
Pandangan Ivan naik saat suara familiar makin dekat. Ya, itu Elang tengah menyapa anggota Ormawa yang kebetulan lewat. Sekarang Ia tahu kepada siapa perempuan ini bersembunyi, untuk alasannya tak perlu tahu. Dengan sengaja Ivan menarik punggung lengan Ifa untuk lebih dekat bahkan tubuhnya sengaja bergeser untuk menutupi tubuh perempuan itu. Mata Ifa langsung memelotot dengan sikap Ivan. Jarak keduanya terlalu dekat.
Ifa langsung menarik lengannya dirasa Elang telah pergi jauh. "Modus ya lo!"
"Suudzon... udah baik gue tolongin!" Ivan menoyor kepala Ifa hingga sang empunya menoleh.
Mata Ifa melotot melirik Ivan, bibirnya naik turun dan tangannya terangkat meremas jemari. Sebuah tendangan andalannya dilayangkan kearah kaki.
"DASAR KATING JAGAL!"
"Aduh, sakit bego!" Ivan meringis mengelus betisnya terasa berdenyut.
"Wee! Rasain!" Ifa menjulurkan lidah berlari menaiki tangga menjauh dari Ivan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Orasi Cinta
Teen Fiction"Nggak panggil Kak lagi, nih?" "Maaalleees." Ifa memutar bola matanya. "Dulu aja suka panggil Kak teruuus..," goda Elang tersenyum tengil. "Sebelum lo ngeselin!" "Gue ngeselin tapi ngangenin kan?" "Idiiih... Loken (masa)? Pede buaanget!" Ifa menge...