Halo semuaa kita ketemu lagi
Jangan pelit Vote dan comment yang banyak!
Selamaaat Baca semuaa...
********************************>>>>>>>>>>>******************************
Tujuh bulan kemudian.
Di Ruang Sekret BEM. Satu dua anggota membahas program kerja. Anggota cewek berghibah bersama. Yang lain rebahan memanfaatkan wifi gratis. Manusia bergelimpangan tidur sore bahkan suara keras musik dari paduan suara kampus tak membuat mereka berkutik.
"Fa, jangan lupa chat anak-anak rapat malem ini!" suruh Elang pada cewek duduk disampingnya bersandar pada tembok.
"Iya Lang," jawab Ifa menoleh mengalihkan pandangannya dari layar ponsel.
"Nggak panggil Kak lagi, nih?"
"Maaallesss." Ifa memutar bola matanya.
"Dulu aja suka panggil Kak teruuus..," goda Elang tersenyum tengil.
Kini tidak ada sematan 'Kak' lagi. Sikap canggung dan takut dulu lenyap. Setelah tahu tingkah laku Elang sebenarnya. Manusia paling ngeselin setelah Jagal.
"Sebelum lo ngeselin!!!"
"Gue ngeselin tapi ngangenin kan?"
"Idiiih... Loken? Pede buaanget!" Bahasa jawa ngapak medhok Ifa keluar. Mengedik jijik.
"Udah bilang iya aja susah." Elang meringis senang melihat ekspresi kesal Ifa. Lucu.
Ifa terdiam sibuk mengetik pesan di grup chat tentang rapat. Tidak digubris Elang bergabung anak cowok bercanda. Ivan juga disana ikut bergabung ada masa dimana mereka tidak beradu ketegangan.
"Lang, sekalian print nggak datanya?" tanya Ifa melirik Elang membuka pembicaraan kembali.
Tawa Elang terhenti dan menoleh. "Nggak usah, belum lengkap juga datanya."
"Okeh. Pak Ketu."
"Eh, print aja datanya biar enak nganalisis."
Ifa mengganguk mengangkat jari jempol tersenyum sabar. Beranjak dari tempat duduk. "Plinplan temen Ketuane enyong (Plin plan banget ketua gue)!" gumam Ifa menghela napas.
Telinga Elang sayup mendengar, meringis tahu arti gumaman medhok jawa kenthal itu. Sekali lagi ia menyuruh Ifa memerintahkan untuk sekalian memfotokopi.
"Tunggu!"
Ifa menoleh sengit, meremas jari. Wakehi sabar, Fa (Banyakin sabar, Fa, dalam hati Ifa menahan diri. Burung ini senang sekali menguji kesabarannya. Jika sudah begini dia menjadi makhluk paling menyebalkan.
"Apalagi?" Ifa berusaha sabar.
"Jangan lupa kalau mau print klik CTRL+P kalau nggak klik print di komputer!"
Ifa memelotot, meremas jari. "Gue juga tau burung!!!" kesal Ifa melengos pergi.
Elang tertawa ketika punggung Ifa menghilang dibalik pintu, senang sekali mengerjai partner-nya. Ekspresi marah Ifa bagai hiburan sayang dilewatkan.
"Dari jaman ospek sampe sekarang masih aja Lang," tegur Rozy menepuk punggung Elang.
"Anak orang, tuh!" tambah Risvan.
"Jangan sampe aturan sendiri dilanggar sendiri!" sindir Ivan terkekeh.
*************
Keesokkan harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Orasi Cinta
Novela Juvenil"Nggak panggil Kak lagi, nih?" "Maaalleees." Ifa memutar bola matanya. "Dulu aja suka panggil Kak teruuus..," goda Elang tersenyum tengil. "Sebelum lo ngeselin!" "Gue ngeselin tapi ngangenin kan?" "Idiiih... Loken (masa)? Pede buaanget!" Ifa menge...