Orasi 11

130 22 4
                                    

Halo semuaa kita ketemu lagih

JANGAN PELIT VOTE AND COMMENT

Selamaaat Baca semuaa.......

****************>>>>>>>>>>>*************

***************************>>>>>>>>>>>******************************

Di ruang kelas jurusan farmasi mahasiswa sibuk beraktivitas sendiri. Ghibah, streaming film, nonton YouTube dll. Milly dan Julia tidak jauh beda. Sedangkan Ifa menyangga dagu dengan pulpen warna-warninya. Otaknya berkutat bersama buku kecil yang biasa digunakan tukang penagih utang diantara ditumpukan buku materi kuliah. Berpikir pengeluaran hariannya perlu dibenahi-dari super ngirit ke super ngirit-sisa uang bulanan mulai menipis.

Mereka tengah menunggu dosen yang mendadak izin tidak masuk dan memilih berlama-lama di kelas sebelum kelas berikutnya masuk. Keberuntungan besar bagi kelas Ifa hari ini. Sehari dari tiga mata kuliah dua diantaranya kosong alhasil bisa pulang cepat. Kesenangan diada tara bagi kaum rebahan. Salah satunya Ifa.

"Hari ini pertandingan basket nih, nonton yuk!"

Julia menabuh meja antusias, melirik dua sahabatnya sibuk membereskan buku. Matanya berbinar setelah melihat status WhatShapp temannya. Parade pekan olahraga kampus diikuti tiap fakultas berujung meriah dua hari lalu. Kini tinggal persaingan antar fakultas di beberapa Cabor termasuk pertandingan basket.

"Gue pengin rebahan di Kos," cuek Ifa menutup buku kecilnya.

"Ayuklah! Yah, yah? Hari ini kelas kita kan, free," rengeknya. Menampilkan puppy eyes.

"Yaudah, deh. Gue ngikut aja." Milly pasrah.

"Emang apa lawan apa?"

Ifa bertanya seraya beranjak dari tempat duduknya, mengedong tas lusuh SMA-nya. Fungsi lebih penting dibanding estetika, selama masih bisa dipakai. It's oke waelah.

Julian berpikir lalu mengangkat bahu. "Nggak tau, yang penting nonton."

Ifa dan Milly terkekeh beranjak keluar kelas. Alih-alih naik bis kampus, mereka boncengan bertiga naik motor Julia menuju lapangan basket seperti salak pondoh-dempetan. Gedung fakultas terlewati. Sepanjang jalan mahasiswa pejalan kaki, mahasiswa di bis kuning, dosen, bahkan tukang kebun penyiram tanaman melirik sampai seratus delapan puluh derajat kalau boleh hiperbola. Mereka mengikuti pergerakan deru motor berpolusi perusak paru-paru. Asapnya hitam legam tidak kalah dengan bus metromini tidak pernah ganti aki.

**********

"Oke perkuliahan hari ini kita tutup. Untuk makalah terakhir minggu ini!"

Mahasiswa fakultas menjawab 'baik' diakhiri desahan frustasi setelah Dosen killer hukum pidana berwajah tegas itu menutup pintu kelas.

Rozy membalik kursi tempat duduknya yang langsung berhadapan dengan Elang. Memangku dagu dengan dua telapak tangannya bersiap merayu.

"Bang Elaaaang..." Nada Rozy mendayuh manja.

"Udaaa Elaaang..." sambung Risvan menyerongkan tubuhnya kearah Elang yang tepat disampingnya. Wajah senjaga dibuat seimut mungkin waulupun tak menghilangkan wajah tegas lelaki berdarah padang ini dengan kumis tipisnya.

Elang yang sedang memasukan laptopnya ke tas langsung melirik. Dahinya mengernyit, melempar pandangan jijik menatap Rozy kemudian Risvan. Elang menggeleng cepat menyelempangkan tasnya pergi meninggalkan ke random dua sahabatnya tu.

Sebuah Orasi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang