Chapter 4

96.8K 7.5K 577
                                    

Seperti biasa. Sebelum baca jangan lupa tekan bintang yang ada di pojok kiri yah^^

Happy Reading


































Jerman

Di sebuah bangunan tinggi yang berdiri dengan gagahnya melawan bangunan-bangunan lainnya. Seorang pria tampan sedang berkutat dengan banyaknya dokumen yang berada dimeja kerjanya.

Pria itu adalah Daniel Derakson putra sulung pasangan Felix Dreakson dan Diana Stefy Dreakson. Daniel sudah setahun menetap di Jerman karena perusahannya yang ada disini hampir saja bangkrut karena kelalaian pegawainya.

Sebenarnya masalah perusahaannya sudah teratasi. Dia sudah beberapa kali dihubungi oleh ibunya untuk kembali ke Indonesia tapi dia selalu mengabaikan perintah ibunya itu.
Durhaka emang.

Daniel sekarang sedang fokus-fokusny  menbaca dokumen perusahaan. Tapi tiba-tiba saja ponselnya berbunyi tanda pesan masuk.

Ceting!

Daniel melihat kearah ponselnya, dia menaikkan salah satu alisnya bingung saat melihat nama adik pertamanya tertera disanah. Tumben batinnya

Daniel mengambil pinselnya untuk membaca pesan yang dikirim oleh Deon. Siapa tau penting kan

Dion

Cepatlah pulang!
Send a picture
21.19

Saat melihat pesan adiknya itu alis leon mengernyit heran karena disitu terdapat satu gambar.

Deg!

Jantung Daniel berdetak dua kali lipat saat melihat gambar yang dikirim Deon. Di sana ada seorang pemuda mungil yang sedang tertidur dengan mengemut pecifer. Tapi bukan itu fokus Daniel melainkan pada wajah remaja itu. Wajah remaja itu sangat cantik.

'Bagaimana bisa seorang laki-laki dapat memiliki wajah seperti itu?'. Pikirnya

Daniel langsung saja menghubungi Rio sang asisten pribadi.

"Rio siapkan jet pribadi sekarang juga . Aku akan pulang ke Indonesia Tut." Panggilan langsung diakhiri oleh Daniel. Dia harus segera bersiap-siap untuk pulang.

ヾ(^-^)ノ

Indonesia.

Mansion Felix Dreaksion

"Daddy. Ian mau main di lual". Ardian saat ini tengah merengek ingin main keluar. Dia bosan jika harus tidur terus

"Tidak boleh baby". Feliz sebenarnya tidak keberatan membiarkan ian bermain di luar hanya saja sekarang itu sudah jam 8 malam...MALAM jadi mana bisa dia menbiarkan Ardian main.

"Ihh ian mau main Daddy". Ardian menatap Felix dengan tatapan Puppy eys nya.

"Hah...sekarang sudah malam baby besok saja yah". Felix menghela napasnya lelah.

"Baby sekarang udah malam besok saja yah". Leon yang berada disamping Ayahnya juga ikut memberikan pengertian pada Ian.

"Iya baby nanti besok abang bawa baby ke mall mau kan?". Ardian terlihat berpikir, dia meletakkan jari mungilnya didagu dan tanpa sadar memiringkan kepalanya.

'Ugh benar-benar menggemaskan'. Batin mereka.

Sebenarnya bukan tanpa alasan Ardian ingin keluar. Ini merupakan salah satu kebiasaannya dikehidupan sebelumnya. Dia hanya punya waktu bebas hanya saat pergi ke sekolah dan malam hari.

Karena saat dirumah dia akan dikurung didalam gudang yang kotor oleh kedua orang tuanya. Pernah sekali dia tidak pulang kerumah untuk menghindari kedua orang tuanya, tapi ayahnya langsung mencarinya. Saat ayahnya sudah menemukannya maka dia akan langsung dipukuli habis-habisan tanpa ampun.

Become Baby Boy✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang