Chapter 17

63.7K 5.8K 599
                                    

Seperti biasa sebelum mulai baca jangan lupa untuk vote terlebih dahulu!!!

Happy Reading!!

























































































































Up nih aku sesuai janji😋👌


















































































Saat ini Felix dan Diana sedang berada di ruangan khusus anggota keluarga Dreakson yang sengaja disediakan untuk anggota keluarga mereka yang sedang sakit.

Mereka sekarang sedang menunggu Ardian untuk sadar dari tidurnya sebab anak itu belum sadar juga setelah dibawa ke rumah sakit.

Jangan kalian tanya bagaimana fasilitas yang ada didalamnya. Di ruangan yang dibuat khusus itu terdapat berbagai macam fasilitas yang tidak ada dalam kamar-kamar VVIP lainnya.

Diana sibuk mengelusi rambut halus Ardian dan sesekali mengecupi tangan mungil yang terbebas dari infus.

Di sana hanya ada mereka berdua sebab Leonel, Andrea dan juga Lyona beserta teman-temannya di suruh pulang untuk mengganti pakaian mereka walaupun harus dengan ancaman terlebih dahulu.

"Cepat bangun baby".

Ceklek

Diana dan juga Felix mengalihkan pandangan mereja ke pintu yang terbuka dan melihat Leny dan juga Hendry disana.

"Bagaimana keadaan cucuku Felix". Leny menggeser posisi Diana sehingga dia yang berada tepat di samping Ardian.

"Buruk". Kening Leny dan Hendry berkedut saat mendengar jawaban singkat Felix.

"Apa maksudmu? Berbicaralah dengan jelas".

"Hemofilia". Satu kata dari Felix mampu membuat jantung Leny dan Hendry berhenti berdetak untuk sesaat.

"Astagah". Leny menutup mulutnya tidak percaya dengan apa yang baru saja di ucapkan oleh putranya.

|ω・)

Eumh, hiks

Mata indah itu mulai terbuka secara perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retina matanya.

Hal pertama yang Ian lihat adalah langit-langit ruangan berwarna putih dan juga aroma obat yang menyengat hidung bengirnya.

"Mommy?". Ian mengedarkan pandangannya mencari keberadaan sang ibu.

"Mommy di sini sayang". Diana mendekat kearah Ardian yang sedang mencarinya. Dibelainya rambut halus itu dan diberi kecupan sayang saat melihat wajah bulat itu mulai memerah menahan tangis.

"Mommy hiks pu punggung ian sakit hiks lasanya pelih". Ah benar luka di punggungnya pasti perih karena bergesekan dengan baju dan juga kasur.

Felix maju dan mengangkat badan mungil yang masih lemas itu kedalam gendongan koalanya agar punggung sempit itu tidak lagi bergesekan dengan ranjang.

"Ssstt jangan menangis okey". Felix dengan telaten menghapus air mata yang mengalir di pipi gembil itu, setelahnya mengecup kedua mata indah putranya.

"Sayang kenapa Syela bisa mendorongmu?". Ian memandang Leny yang baru saja bertanya kepadanya.

Become Baby Boy✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang