Chapter 15

78K 7.6K 800
                                    

Seperti biasa sebelum mulai biasakan untuk vote terlebih dulu okey👌.

Happy Reading!!















































































































Vote dulu!!!
(メ' ロ ´)︻デ═一







































































































































Udah Vote?
(ಠ o ಠ)¤=[]:::::>










































































































































Silahkan di baca!!



































































































































"Jangan menangis". Ian menyembunyikan wajahnya didada bidang orang yang menggendongnya, dia sekarang tengah malu karena menangis dihadapan banyak orang.

Pemuda itu mendudukkan dirinya di tempat duduk miliknya yang berada di pojok belakang dekat jendela. Dia mendudukkan Ardian dipangkuannya.

Hiks hiks ughh

'Ughh hu hu hu malu banget anj*ng'. Batinnya.

Ian merasakan pemuda yang memangkunya mengelus kepalanya dengan lembut membuat Ian langsung mengangkat kepalanya untuk menatap wajah orang yang mengelusnya.

"Jangan menangis". Remaja itu mengusap air mata yang mengalir di pipi bulat berisi itu dengan lembut.

"Uh. Ian mau duduk sendili". Ardian berusaha untuk pidah kebangku sebelah yang kosong namun pemuda yang memangkunya malah menahan badan Ardian dengan cara memeluknya erat agar tidak berpindah tempat.

"Tidak". Ucapnya penuh penekanan. Ardian merenggut, dia mengerucutkan bibirnya dan menatap orang yang menggendongnya garang.

"Abang siapa sih? Ian nggak kenal". Ujarnya dengan menatap kesal pada orang yang memangkunya.

"Xavier". Jawab orang itu dengan santainya yang membuat Ardian langsung menampilkan wajah cengonya.

"Baiklah anak-anak buka buku paket kalian dihalaman 125 dan kerjakan soal no. 1 sampai 5 dan untuk Ardian kamu bisa lihat buku Xavier okey". Miss. Ann mulai memberikan intruksi pada seluruh murid dan diangguki oleh semua murid termaksud Ardian.

Xavier membalik badan Ardian menghadap ke depan masih dengan posisi awal.

Pelajaran pun di mulai dengan sangat damai walau kadang terdengar rengekan dari Ardian yang meminta untuk duduk sendiri.





Become Baby Boy✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang