13. Cinta itu ilusi.
" Baik baik saja itu ketika aku melihatmu tiada "
Andrea menatap Rifqi dan Mario bergantian, kedua cowok itu masih saja tak menuruti ucapan Andrea. Andrea hanya meminta agar mereka kembali bersekolah. Ini sudah seminggu dan kedua cowok itu. Ah! Tiga! Jangan lupakan Ramon yang tengah berjuang melawan hukum alam di kamar mandi. Ketiga cowok itu masih kekeh tidak mau bersekolah, berasalan tak tega meninggalkan Andrea sendiri di Rumah Sakit.
" Gue ga bakalan ilang kok. " Andrea masih berusaha membujuk mereka.
" Tapi Re- "
" Guys, Bian ngechat katanya ada masalah di sekolah. " Suara Ramon lebih dulu menginterupsi. Rifqi menoleh, cowok itu menaikkan sebelah alisnya. Ada apa?.
" Pegasus. " Singkat, padat dan jelas.
Rifqi menghela nafas, sementara Andrea mengembangkan senyumnya. Rifqi menatap cewek itu malas.
" Seneng kan lo? " tanya Ramon yang melihat Andrea senyam senyum sendiri.
" Cabut! " Ketiga cowok itu keluar setelah Rifqi memberi perintah. Meninggalkan Andrea yang langsung menghembuskan nafasnya, lega.
Ceklek ...
" Ada yang ketinggalan Qi- " Andrea terdiam, rupanya bukan Rifqi yang membuka pintu.
" Hai baby girl. " Andrea menatap laki laki itu tanpa berkedip.
" Do you miss me? " Tanpa sadar, Andrea menganggukkan kepalanya. Cewek itu tersenyum, palsu.
Keadaan SMA ANAK BANGSA masih seperti biasanya. Tidak ada perubahan yang mencolok, hanya kehilangan seseorang yang paling disegani. Siapa lagi kalau bukan Andrea Zarani Atmaja. Cewek yang ditakuti karena tak akan segan segan melawan siapa saja yang berani mengusiknya. Andrea bukan orang jahat, hanya saja dia adalah orang yang akan membela diri bila tak melakukan kesalahan. Prinsip Andrea Lo jual, gue beli. Mata dibalas mata.