6. Bertemu.
" Terkadang orang lain bisa menjadi rumah impian kita. "
Kabar dirinya berangkat dengan Skai sukses menggemparkan seantero SMA Anak Bangsa. Semua orang membicarakannya, ada yang mengatakan bahwa Skai dan Andrea itu berpacaran. Namun, tak sedikit yang beropini bahwa Skai hanya sekedar teman satu gengnya. Semua orang tahu siapa Andrea, ketua geng motor terbesar di Jakarta. Pegasus.
" Re lo beneran pacaran sama anak baru itu?. " Andrea muak dengan pertanyaan yang terus Zein ucapkan berulang ulang.
" Kamu udah nanya itu berkali kali loh sama Andrea, kasin tau anaknya. " Sindi menatap kekasihnya itu.
" Ya kan aku penasaran aja, kok bisa sahabat kita ini berangkat sama cowok. " Zein terus saja menatap Andrea tajam, meminta penjelasan. Sindi saja di buat geleng geleng oleh tingkah anehnya itu.
Jujur Andrea risih di tatap seperti itu, jantungnya tidak aman. Bagaimanapun rasa itu tetap ada walaupun kini Zein sudah memiliki kekasih. Gadis itu meminum jus jeruknya, berusaha menghilangkan rasa gugup.
Zein merusak segalanya. Cowok itu dengan tidak tahu dirinya meraih tangan Andrea. Cowok itu menggenggam tangannya, menggenggam!.
" Apaan sih!. " Andrea menarik tangannya kemudian pergi begitu saja.
" Lah ngambek tu anak. " Zein menatap kekasihnya.
" Kamu sih, nanya terus. "
" Yakali ngambek cuman gara gara aku nanya, lagian kan nanya nya ga maksa maksa banget. " Sindi sedikit menganga medengar penuturan sang kekasih.
Andrea terus berjalan sambil mengucapkan sumpah serapahnya untuk Zein. Cewek itu memilih masuk ke toilet untuk menghilangkan rasa gugupnya. " Dasar cowok brengsek!! Bisa bisanya dia genggem tangan gue!. "
" Gilaaak!!. " Cewek itu mencuci wajahnya terlebih dahulu, sebelum keluar dari toilet.
Menormalkan raut wajahnya, Andrea berjalan menuju ruang kelasnya. Sepanjang koridor semua menunduk. Tak ada yang berani menatapnya. Bagi mereka, menatap Andrea itu sama saja dengan menantangnya.Tinggal beberapa langkah lagi Andrea akan sampai di kelasnya. Namun, suara gaduh di sekitar lapangan basket mengurungkan niatnya. Andrea menatap ke kerumunan itu. Gadis itu berdecih, menganggap kerumunan itu seperti sampah. Anak jaman sekarang, bukannya belajar malah adu jotos fikirnya.
" Ayo Rakabumi! Hajar terus jangan kasih ampun!. "
" Skai Rakabumi Dirgantara! Ayo!!!. " Nama itu berhasil mengubah tujuan Andrea. Kakinya melangkah dengan cepat menuju lapangan.
Andrea membulatkan matanya. Skai, cowok itu tengah menghajar salah satu murid dengan begitu brutal. Tak ada satupun yang memisahkan, yang ada mereka malah mengompori Skai untuk terus memukul murid itu.