21

26 10 0
                                    

21. Aku gagal.

Skai membanting apapun di depannya. Tak peduli pada tangannya yang sudah berdarah. Pemuda itu kelimpungan mencari Andrea. Saat terbangun, gadis itu sudah tidak ada di ruangannya.

Skai langsung menyuruh anak buahnya mencari di sekitar Rumah Sakit. Namun, hasilnya nol besar. Mereka semua tak menemukan Andrea. CCTV Rumah Sakit juga tak berguna. Skai bersumpah, jika sampai terjadi sesuatu pada Andrea. Rumah Sakit ini akan di hancurkannya.

" Raka udah! Kalo kayak gini, Lo nyakitin diri sendiri namanya! " Ghani mencoba menghentikan Skai.

" Andrea ilang Gan! Gue mana bisa tenang! "

" Gue tau Lo khawatir, kita semua juga sama! Tapi ga kayak gini caranya. "

" Lo luka kayak gini juga, ga akan buat Andrea balik ke kita, " ucapnya. Bersyukur, Skai menghentikan aksinya. Pemuda itu langsung menjatuhkan tubuhnya. Terduduk di lantai.

" Kita harus gimana? " tanyanya lirih.

" Kita cari lagi sampai ketemu! "

" Cari kem- "

" Kayaknya gue tau, kemana perginya Rea, " ucap Ajem tiba tiba. Membuat semua anggota inti menatapnya.

" Maaf banget, sejujurnya selamem Andrea denger waktu gue telponan sama Adam tentang masalah Rafa, setelah anak anak pada pulang semalem, Andrea ngobrol sebentar sama Mario- "

Bugh!

" Anjing Lo! " Skai langsung memukul Ajem begitu saja. Semua tak sempat menghentikannya.

" Gue tahu gue salah. "

Bugh!

" Gue udah bilang dari awal! Sama Lo semua, jaga mulut Lo di Deket cewek gue! "

" Arrghhh sialan! " Skai hendak memukul Ajem, tetapi berhasil ditahan Ramon.

" Udah Ka! Gue tau Lo panik dan kecewa, tapi sekarang tolong! Fokus sama Andrea. "

" Lo boleh pukul Ajem, tapi nanti setelah Andrea ketemu! " lanjut pemuda itu, membuat Saga merinding. Bukannya membela, Ramon malah menyuruh Skai untuk lanjut part dua.

" Gue setuju sama Ramon, masalah si Ajem bisa Lo urus belakangan, " ucap Bima menimpali. Hingga akhirnya Skai melepaskan kerah Ajem dengan kasar.

" Kalau bukan karena Ramon sama Bima! Abis Lo hari ini! " ucapnya sambil menunjuk Ramon dan Bian.

" Udah! Sekarang kita ke tempatnya Rafa aja langsung, ayok! " ajak Bian.

Semuanya bergegas keluar, kecuali Ajem. Pemuda itu masih menyeka darah di sudut bibirnya. Ternyata pukulan Skai masih sama saja, tak main main. Baru dua kali pukul saja, dirinya sudah oleng.

" Mending Lo obatin dulu lukanya, entar nyusul aja, " saran Ghani sambil menepuk bahu Ajem dua kali. Setelahnya, pemuda itu keluar.

Teman temannya sudah pergi. Ajem tak kunjung mengobati lukanya. Pemuda itu malah duduk di lantai, merenungi kesalahannya.

" Raka bener, gue emang manusia bodoh! "

Andrea Dan Buminya ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang