بسم الله الر حمن الر حيم
•
•" Kenyataannya, sungguh, rasa sakit ini diri sendiri yang menciptakan. Hati ini terlalu jatuh kepada seorang hamba, membuat cemburu sang pencipta, sungguh ini keteledoran ku."
♡‿♡
An'im Fawaz Abrar Ramis
•
•
®®®®®By_fifiafidah04
•
•
•
~Happy reading~®®®®®
Jam dinding menunjukkan pukul 13.50. jarum jam terus berputar tanpa henti. Suara khasnya membuat keheningan malam tercipta, sunyinya kamar yang sedang di tempati oleh seorang Gus muda yang tengah kalut dalam fikirannya membuatnya guling-guling tidak jelas di atas kasur empuk berukuran King size.
Baru saja matanya terpejam, dan kini terbangun kembali, ntah kenapa ia merasa badannya pegal-pegal tanpa alasan.
Gus An'im membuka matanya lebar dan memandangi langit-langit kamar dengan cahaya yang meremang.
Gus An'im mulai bangun dan mendudukkan dirinya menyenderkan kepalanya di senderan ranjang. Badannya semakin sakit dan kembali pegal-pegal.
Semangat nya tidak ada lagi saat mengingat ucapan dari Kyai Mahmud, Abahnya.
Gus An'im melihat jam dinding di sebrang sana, jam menunjukkan pukul 02.40. ia berusaha bangun dari tempat ternyamannya.
Gus An'im mulai menginjakkan kaki ke lantai, hawa dingin menyengat sampai menusuk ke tulang.
Kepalanya terasa pusing saat masuk ke dalam kamar mandi, tubuhnya sedikit oleng membuat Gus An'im tidak bisa mengimbanginya, Gus An'im bersandar pada tembok sejenak.
Setelah selesai mandi, Gus An'im bergegas untuk melangsungkan sholat istikharah, ia akan meminta petunjuk dari sang pemilik segalanya supaya mendapat petunjuk. Tugasnya hanya menerima apa yang Allah takdirkn dengan hati yang ikhlas.
" Kenyataannya, sungguh, rasa sakit ini diri sendiri yang menciptakan. Hati ini terlalu jatuh kepada seorang hamba, membuat cemburu sang pencipta, sungguh ini keteledoran ku."
" Apa kabar hati!" Gus An'im berucap dengan sangat lirih.
" Ya sudah lah terima, tiada yang tau takdir Allah, semoga Allah memberikan yang terbaik, dan diri ini bisa melewati semuanya, Aamin, ya Rabb," ucap Gus An'im kembali'.
Setelah sholat empat rakaat, tahajjud dan juga istikharah, Gus An'im memutuskan untuk murajaah hafalannya. Ia mengambil Mushaf Al-Qur'an dan langsung mulai murajaah sampai waktu sholat subuh tiba.
Beberapa menit kemudian, Gus An'im murajaah hafalan sampai tak terasa waktu adzan subuh berkumandang. Karena masih punya wudhu, Gus An'im memutuskan untuk sholat dikamar saja, karena ia merasa tidak enak badan..
Setelah sholat subuh selesai, lalu berdzikir hingga selesai. Gus An'im masih ditempat semula, diatas sajadah dan bersujud hingga matanya terpejam, ia merasa ogah-ogahan pindah dari sana hingga rasa kantuk menyerangnya.
Ceklek!
"Assalamualaikum!"
Jam menunjukkan pukul 06.35, pintu kamar Gus An'im terbuka dengan lebar, sorot mata Ummi Hanan mencari sang putra di atas ranjang. Sebelumnya, Ummi Hanan sangat khawatir kepada Gus An'im karena sholat subuh tidak ke masjid. Tumben saja, pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUS MBELING
SpiritualKisah ini menceritakan tentang seorang Gus bar-bar dan Ning jutek. Dua insan yang memiliki karakter bertolak belaka, namun takdir menyatukan dalam ikatan halal. Bermula dari pandangan pertama, si Gus yang sering menjahili santrinya. 🌼🌼🌼🌼🌼 Dia...