#chapter dua puluh tujuh

6.8K 531 99
                                    

___________~Happy reading~____________

    🔥🔥🔥🔥      

"Bangun sayang."

"Ayo bangun, mandi terus sholat yuk, sudah jam setengah tiga lho, keburu subuh."

Uaghhhh.

Bukan bangun, Aisha malah membenarkan posisinya lebih nyaman dengan mendekat ke arah Gus An'im.

Perempuan itu meletakkan kepalanya di pangkuan Gus An'im, dan menghadap ke perut menduselkan wajahnya disana.

"Manja banget yah, istrinya  Gus An'im," ujar Gus An'im disertai kekehan.

"Ayo bangun sayang, apa mau ngelanjutin lagi yang tadi malam?" tanya Gus An'im menggoda Aisha dengan alis terangkat satu.

Aisha yang mendengar itu pun membelalakkan mata seketika, bagaimana bisa?

Ishhh kayak readers aja. Minta doble-doble, emang nggak capek apa? Mana gamau vote komen😏

"Nggak, nggak, ihhh Mas Gus,  jangan sekarang," ujar Aisha sedikit menahan malu, perempuan itu semakin menduselkan wajahnya di perut sang suami.

Kekehan ringan terdengar di Indra pendengaran Aisha dengan meremang.

"Maafin aku, yah, istriku."

Aisha masih memejamkan matanya. Tidak lama kemudian, mata sipitnya terbuka melihat pemandangan indah diatasnya, sebuah lengkungan yang tercipta disana, Gus An'im tersenyum manis. "Sama-sama, suaminya Aisha," ucap Aisha.

"Ya udah mandi yok!" seru Gus An'im bercanda, karena Gus An'im memang sudah mandi.

"Eh nggak mau, Aisha nanti mandi sendiri aja, malu."

"Kenapa malu? sunnah nabi kita lho, dan sekarang kamu sudah menjadi istriku sepenuhnya," goda Gus An'im.

"Nggak ihh, malu."

Aisha berlari ke kamar mandi, masih menggunakan selimut  tadi malam, dengan kaki yang sedikit pincang.

Gus An'im merasa sedikit khawatir dengan kondisi sang istri. Melihat jalannya yang agak pincang seperti itu.

Karena Gus An'im sudah selesai mandi, ia menyiapkan perlengkapan sholat nya, menyiapkan dua shaf sajadah.

Setelah semuanya usai, Gus An'im ke meja kerjanya sebentar, sambil menunggu Aisha selesai mandi, laki-laki itu membuka laptopnya, mengoreksi tugas dari muridnya kemarin.

Ternyata ada beberapa murid yang mengumpulkan tugas. Gus An'im pun hanya mengoreksi beberapa saja, sambil menunggu Aisha selesai mandi.

"Mas Gus!" panggil Aisha.

"Iyah kenapa, sayang?" tanya Gus An'im.

"Aisha lupa bawa baju, bisa minta tolong ambilin nggak, Mas Gusku?"

"Okok, sebentar."

"Ini, sayang."

"Terima kasih, Gusku," kata Aisha dengan senyum manis.

GUS MBELING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang