"Ingatlah, jangan selalu melihat keatas, janganlah pula dirimu menginginkan kehidupan seseorang karena rasa kurang syukur. Sekecil apa kerikil yang engkau genggam masih ada yang lebih kecil. Sesungguhnya, Allah maha adil, Allah tidak akan pernah memberi ujian kepada hambanya diluar batas kemampuannya."
Gus Mbeling by_fifiafidah04
•
•<<<<Happy reading >>>
Dua minggu lebih setelah di hitung, mulai dari hari ulang tahun Aisha. Beberapa hari yang lalu, Setelah melewati perjalanan yang cukup jauh, Gus An'im dan Aisha sudah sampai di tanah suci dengan selamat.Ditengah keramaian, Gus An'im dan Aisha berjuang hingga sampai di dekat ka'bah. Tangan Gus An'im mendekap tubuh istrinya agar tidak terdorong dan lepas darinya.
Setelah mendapat sedikit kesempatan, akhirnya kedua pasangan itu bisa menyentuh hajar aswad. Sungguh luar biasa apa yang di rasakan Aisha sekarang ini. Tangannya meraba batu-batuan disana. Seketika air matanya meluruh begitu saja.
"Ma sya Allah." Mata Aisha berkaca-kaca, air matanya tertumpah ruah. Rasa syukur karena di berikan kesempatan kembali ke kota suci ini tidak pernah henti ia ucapkan rasa syukurnya.
"Ai-sha nggak nyangka bakal kembali kesini, dan menyentuh hajar aswad ini lagi," lirih Aisha sambil terus memandangi bangunan di depannya.
"Alhamdulillah, sayang. Allah masih mengizinkan kita berkunjung ke tempat suci, dan kali ini bukan hanya aku saja atau kamu saja, tapi kita berdua. Berdo'a lah Ning, berdo'a lah sepuasmu, jangan nanggung-nanggung jika meminta sesuatu kepadanya. Beribadahlah sepuasmu disini, raihlah ridha-nya di tempat suci ini." Gus An'im merangkul tubuh sang istri lebih erat.
Setelah puas, akhirnya kedua pasangan itu menjauh dari sana. Gus An'im terus mendekap tubuh Aisha agar tidak lepas dari nya.
Keduanya bernapas dengan lega, dan menghirup rakus udara setelah menjauh dari kerumunan. Raut kedua wajah pasangan itu terlihat berseri-seri, rasa haru bahagia menjadi satu.
Keduanya saling pandang dan akhirnya berpelukan sembari menatap bangunan yang tidak jauh dari sana. Tangan Aisha terus menggelegoti lengan Gus An'im, dengan pandangan lurus ke ka'bah.
"Alhamdulillah, yah robb. Syukur Alhamdulillah engkau masih memberikan rezeki kepada kami berupa kesehatan, hingga dimana kami berada sekarang. Tiada kenikmatan yang luar biasa dengan itu semua, engkau memberikan kesempatan kepadaku berkunjung ke rumah suci mu dengan bidadari yang engkau jaga untuk ku selama ini," ucap Gus An'im lirih, wajah Gus An'im menatap lurus ke depan.
"Terima kasih ya rabb..." Gus An'im menjeda kalimatnya, "Fabiayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan. Takdirmu adalah yang terindah, kami percaya engkaulah yang sebaik-baiknya pencipta alam semesta dan seisinya, hanya kepadamu hamba meminta dan engkau sang maha pemberi, maka kabulkan semua doa-doa kami, kami akan sabar menunggu kehadirannya yah rabb," lirih Gus An'im, lalu menoleh ke samping memandangi wajah cantik Aisha. Perempuan itu sedari tadi sudah memperhatikan wajah suaminya dalam yang sedang berdoa, kini keduanya pun saling pandang dan melempar senyum manis.
Aisha meneteskan air mata kebahagiaan, senyum haru terbit di sana, "terima kasih, Gus ku."
🌷🌷🌷
KAMU SEDANG MEMBACA
GUS MBELING
EspiritualKisah ini menceritakan tentang seorang Gus bar-bar dan Ning jutek. Dua insan yang memiliki karakter bertolak belaka, namun takdir menyatukan dalam ikatan halal. Bermula dari pandangan pertama, si Gus yang sering menjahili santrinya. 🌼🌼🌼🌼🌼 Dia...