#chapter enam

9.3K 575 79
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

®®®®®®


By_fifiafidah04

®®®®®®

~HAPPY TRADING~








Satu Minggu berlalu, Aisha, Maya, dan Lisa, sudah kembali ke pesantren Tahfidzul Qur'an As-Salam. Satu hari sebelum mereka kembali, Gus An'im sudah sampai di pesantren terlebih dahulu sebelum kembalinya mereka.

Jam menunjukkan pukul 06.30, semua siswa-siswi telah siap melaksanakan  upacara pagi, karena hari ini adalah hari Senin.

Acara demi acara terlewatkan, detik demi detik, hingga menit telah berlalu, para peserta telah melaksanakan tugasnya masing-masing dengan begitu baik.

Tidak lama kemudian, pelaksanakan acara pun selesai, salah satu pemimpin upacara membubarkan barisan, lalu, semua siswa-siswi kembali ke kelas masing-masing, dan melanjutkan pelajaran pertama.

Dikelas 12 MA Tahfidzul Qur'an As-Salam, Ustadz yang mengampu pelajaran Fiqih pun sudah datang, Ustadz yang sering di sapa dengan sebutan Ustadz Ruliyanto  sudah mengawali pembelajaran pagi.

Ustadz Ruli menyuruh salah satu murid untuk memimpin doa mengawali pembelajaran yang akan berlangsung. Salah satu murid itu bernama Anisa. Anisa, memulai doa, dan semua teman teman pun mengikutinya.

Semua Santri fokus dengan pelajaran yang kini dijelaskan oleh ustadz Ruli.  Mata pelajaran Fiqih adalah kesayangan bagi beberapa Santriwati, apalagi yang menjelaskan Ustadz favoritnya.

Penjelasan dari Ustadz Ruli sangat enak pembawaannya. Sangking enaknya, ada beberapa Santriwati yang sudah di alam mimpi. Di barisan tengah, ada beberapa Santriwati yang tertidur.

Tertidur di kelas sudah menjadi rutinitas bagi Santri. Ustadz Ruli pun menegurnya beberapa kali. mendapat teguran, ada yang masih belum sadar, ada juga yang membenarkan ke posisi yang lebih nyaman, dan itu membuat sang Ustadz beristighfar di dalam hati, menghadapi santri-santrinya.

" Fina bangun! Ambil wudlu dulu," perintah ustadz Ruli saat melihat kepala santrinya di atas meja.

Fina pun terpaksa membuka mata, " Nggih, Ustadz, Afwan," ujarnya sembari mengumpulkan nyawa.

"Tadi malam, ngapain aja, Nduk? Setiap di kelas kok tidur terus? Giliran istirahat langsung lari ke kantin. Kalian udah kelas dua belas lho, Nduk. Udah waktunya fokus, jangan males-malesan," Nasehat sang Ustadz. Ustadz Ruli memang sudah seperti orang tua bagi para santri.

"Anu, tadz.... Tadi malam ngaji sampai malam banget," jawab Fina memberi alasan.

"Nggak tidur semalaman gitu?" tanya beliau lagi. Fina menjawab dengan cengiran kuda. Ustadz Ruli hanya bisa bernafas berat dan menggelengkan kepala menghadapi para muridnya dengan sabar yang super.

"Sudah-sudah, buruan ambil wudhu," perintah sang Ustadz kembali.

Setelah mendapat teguran, Santriwati bernama Fina pun keluar dari kelas menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

Awalnya, Fina mengajak Aisha yang ada di depannya itu. Karena tidak ngantuk, Aisha menolak. Sebenarnya, Aisha tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan.

Santriwati seperti Aisha, yang posisinya sebagai peserta khotmil Qur'an tidak banyak kesempatan jadwal sekolah formal. Sebagian waktunya untuk menyiapkan khotmil Qur'an angkatan tahun ini. Jadi, ia tak ingin meninggalkan kesempatan belajarnya.

GUS MBELING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang