Setelah menikmati suasana pantai, Aisha dan Gus An'im kini sudah berada di mall untuk membeli beberapa keperluan dan juga cadar untuk Aisha.
"Yang ini Gus," Aisha mulai memilih yang sekiranya cocok untuk nya.
"Ambil saja."
Gus An'im melihat beberapa gamis yang menurutnya sangat cocok untuk Aisha lalu mengambilnya dan segera memberikannya, Aisha masih tidak menyadarinya akan hal itu.
"Coba ini, Ay." perintahnya.
Aisha menoleh ke arah Gus An'im dengan kening yang berkerut.
"Ay?" Beonya.
"Ayang ." Gus An'im terkikik geli, melihat ekspresi dari mata Aisha yang terlihat membulat.
"Eh nggak usah Gus, uang Aisha nggak cukup buat beli itu semua," ungkapnya setelah melihat Gus An'im memberikan tiga gamis abaya yang menurutnya sangat mahal.
"Siapa yang suruh kamu bayar, saya suruh kamu mencobanya Aisha."
"Tapi, uangnya..."
"Mulai sekarang, uang saya uangmu juga, tolong kali ini jangan menolak, selama menjadi suamimu saya belum memberimu apa-apa, anggap saja ini hadiah kecil dari suamimu."
"Baik kalau gitu, terima kasih," ucap Aisha dengan suara pelan dan pasrah.
Setelah dari tempat pakaian muslimah, Gus An'im dan Aisha membawa troli menuju ke tempat lainnya.
Aisha berjalan berdampingan dengan Gus An'im menuju kasir seraya mendorong troli. Setelah sampai di kasir, Gus An'im benar membayar semuanya.
Setelah membayar, langsung saja kedua pasangan itu menuju parkiran dan memasuki mobil. Dan segera berlalu dari area parkiran mall.
🌼🌼🌼
"Gus boleh pinjam ponselnya? Aku mau telfon temanku?" tanya Aisha penuh harap.
"Boleh ini."
Gus An'im memberikan ponselnya, pandanganya kembali fokus ke leptop.
"Makasih."
"Sama sama." Gus An'im sedang mengisi seminar online bersama mahasiswa nya.
"Waalaikumsalam," jawab seseorang setelah panggilan terhubung.
"Balik kapan kalian?" tanya Aisha yang di tunjukkan kepada kedua sahabatnya, Maya dan Lisa.
".........."
"Nanti kalian ke ndalem dulu yah, biar aku baliknya bareng kalian."
".........."
"Iyah, aku tungguin."
"Iyah aku tutup dulu, dan minta izin sama Gus An'im yah, Assalamualaikum."
"Eh apaan sih!"
Sepertinya, di balik telfon sahabatnya itu tengah menggodanya.
Panggilan terputus , Aisha duduk di tepi ranjangnya. Melihat suaminya yang masih fokus membuat Aisha tidak enak mengganggu nya.
"Gus," panggilnya setelah beberapa menit Gus An'im selesaikan acaranya.
"Hmm, kenapa?" tanya Gus An'im ditengah kesibukannya.
"Gus," panggilannya lagi karena respon Gus An'im barusan yang tidak memperhatikannya, dengan sedikit cemberut.
Gus An'im terkekeh kecil melihat perubahan raut wajah Aisha. Di tutupnya leptop itu dan menghadap Aisha. Seminarnya telah selesai lima menit lalu.
"Kok ngambek," godanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUS MBELING
SpiritualitéKisah ini menceritakan tentang seorang Gus bar-bar dan Ning jutek. Dua insan yang memiliki karakter bertolak belaka, namun takdir menyatukan dalam ikatan halal. Bermula dari pandangan pertama, si Gus yang sering menjahili santrinya. 🌼🌼🌼🌼🌼 Dia...