#chapter tiga puluh enam

4.8K 301 2
                                    

بسم الله الرحمن الر حيم


Tandai typo!

💧💧💧

Jam dinding tengah menunjukkan pukul dua, empat puluh lima. Dinginnya malam dini hari membuat penghuni selimut mencari kehangatannya. Ditambah lagi derasnya hujan membuat para penghuni kasur enggan turun dan bersiap untuk sholat tahajjud.

Begitupun dengan kedua pasangan suami istri yang masih nyaman dengan kehangatannya. Kemudian, salah satu dari mereka membuka mata dan melihat jam dinding.

"Eughhh." Aisha menggerakkan badannya, mencari posisi yang lebih nyaman.

"Kamu sudah bangun?" tanya Gus An'im pelan dengan suara serak, membuat Aisha menganggukkan kepala mendengar pertanyaan suaminya.

Keduanya pun mulai beranjak untuk bersiap-siap sholat tahajud berjamaah seperti biasa.

Setelah menyelesaikan sholat tahajud, dan dzikir, Gus An'im berbalik badan. Bibirnya tertarik kesamping membentuk lengkungan di sana.

Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, kini pernikahannya makin terasa sangat sempurna setelah melalui bersama hujan badai. Ditambah tidak ada lagi yang namnya rahasia diantara kedua pasangan itu.

Keduanya berusaha bisa saling terbuka satu sama lain, karena mereka sama-sama takut kehilangan, untuk itu keduanya selalu berusaha saling memahami.

Setiap momen yang keduanya lalui bukti tanda bahwasanya kedua pasangan Aisha dan Gus An'im, kedua sejoli yang saling mencintai.

Aisha mencium punggung tangan Gus An'im, disusul-lah kecupan singkat di kening Aisha dengan lamat-lamat. Adegan itu sudah tidak kaku lagi bagi Aisha.

"Hari ini hari weekend, aku akan menemani kamu di rumah, kita akan menghabiskan waktu kita bersama, kalau bosan dirumah kita keluar," ujar Gus An'im memberi tahu. Pasalnya, hari ini Gus An'im libur ngajar di kampus begitupun juga di asrama.

"Dirumah saja, nggak perlu kemana-mana Mas Gusku, mungkin lain kali kita jalan," celetuk Aisha sedikit malu-malu, dan itu membuat Gus An'im terkekeh gemas dibuatnya.

"Lucu banget si," ujarnya sembari menarik hidung mancung Aisha, dan gadis itu sudah merubah raut wajahnya menjadi kesal.

Lihatlah, Aisha memang sangat lucu dan imut kalau dilihat-lihat. Perempuan itu sangat senang di perlakukan manis oleh suaminya, terkadang dirinya cuman pura-pura merajuk, dan Gus An'im menyukai itu.

Melihat itu, Gus An'im membawa Aisha ke dalam pelukannya, tidak bertahan lama perempuan itu luluh dan membalasnya dengan sangat erat.

Aisha nyaman dengan posisinya sekarang, memeluk suaminya dan menghirup aroma maskulin dari tubuh Gus An'im membuatnya sangat candu dan memabukkan di Indra penciuman.

Setelah menikmati momen singkat, hangat. Karena waktu menjelang subuh masih lama, keduanya memutuskan untuk muraja'ah rutin bersama untuk mempertahankan hafalan.

٩٧
فَاِنَّمَا يَسَّرْنٰهُ بِلِسَانِكَ لِتُبَشِّرَ بِهِ الْمُتَّقِيْنَ وَتُنْذِرَ بِهٖ قَوْمًا لُّدًّا.

Fa-innamaa yassarnaahu bilisaanika litubasy-syira bihil muttaqiina watundzira bihi qauman luddan

Maka sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur'an itu dengan bahasamu, agar kamu dapat memberi kabar gembira dengan Al Qur'an itu kepada orang-orang yang bertakwa, dan agar kamu memberi peringatan dengannya kepada kaum yang membangkang.

GUS MBELING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang