#chapter tujuh belas

7.9K 508 38
                                    

"Assalamualaikum,"  ucap Gus An'im dengan suara berat  yang terlihat kecapean tanpa semangat.

Gus An'im mendudukkan dirinya di atas sofa panjang di ruang tengah, setelah menyalami punggung tangan Ummi Hanan barusan.

Ummi Hanan masih bingung, ada apa dengan satu putranya itu, kenapa raut wajahnya begitu murung tanpa adanya semangat masih seperti beberapa hari yang lalu.

Berbeda jauh dengan Gus Haidar yang terlihat sumringah, karena langsung disambut pelukan  dari Gus Wafa, dan Ning Nadia, keluarga kecilnya.

Setelah menyalami punggung tangan Kyai Mahmud, Ummi Hanan  menghampiri Gus An'im, yang sedari tadi memejamkan matanya dengan tumpuan kedua tangan dibelakang kepala.

"Hei kenapa?" tanya Ummi Hanan sembari mengelus puncak kepala putranya, merasa ada sang Ummi disampingnya, Gus An'im pun membuka matanya.

"Galau Mik," ucapnya lesu.

"Kenapa si? Anak Ummi kenapa galau, hmmm?" tanya Ummi Hanan sambil menahan tawa mengikuti drama putranya.

"Aisha?" tanya Ummi Hanan yang sudah terkikik melihatnya.

"Kok Ummi ketawa sih?" tanya Gus An'im memelas.

"Kayak anak kecil, tau nggak," Ummi Hanan mencubit hidung Gus An'im, membuatnya kembali membuka mata sambil menyuruh sang Ummi melepaskan hidungnya. Akibat ulah Ummi Hanan,  membuatnya susah nafas.

"Sudah, kamu sudah besar Gus, jangan manja, sana ke kamar, mandi dan bersihkan diri geh," perintah Ummi Hanan tanpa dihiraukan Gus An'im, karena masih memejamkan mata. Bener-benar kurangajar bukan?

"Ummi..." panggilannya tiba-tiba, seperti renggekan, dasar anak bungsu.

"Iyah kenapa?" tanya Ummi Hanan yang lagi memosisikan duduknya.

"Boleh minta tolong?" tanyanya.

"Apa?" tanya beliau singkat.

"Bujukin Aisha ke ndalem Mik."

"Ngapain, buat apa Ummi lakuin itu? Orang, mantu Ummi lagi fokus ujian, nggak boleh di ganggu," ujar Ummi Hanan menjaili Gus An'im.

"Rindu hiks.... Rindu itu berat Ummi, aku nggak kuat," ucap Gus An'im mendrama.

Semua yang ada disana pun  tertawa, Gus Haidar yang mendengarnya itu memutar bola matanya malas, sekaligus bergidik, "nge drama Mulu kayak anak kecil," ucap Gus Haidar mengejek.

"Manja Mulu kayak bocil," ejek Gus An'im tidak terima, melihat Gus Haidar yang lengket terus dengan Ning Nadia.

"Bilang aja iri, huhh," sindirnya.

"Ga nanya!" sarkasnya.

"Kayak anak kecil aja yah kalian, sudah, Gus An'im sana bersih-bersih ke kamar, habis itu tak bantu bujukin Aisha," sontak ucapan Ummi membuat mata Gus An'im  berbinar.

"Beneran?  Ummi nggak bohong kan?" tanya Gus An'im memastikan.

"Nggih, cepetan sana, semuanya sudah disiapkan dikamar tinggal mandi saja," ucap Ummi Hanan sambil tertawa, yang diikuti oleh Ning Nadia.

GUS MBELING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang