#chapter sepuluh

10.4K 601 15
                                    

Jam dinding menunjukkan pukul 05.40 pagi. Beberapa tim MUA yang telah di booking oleh Ummi Syifa pun sudah berada di ndalem.


Ummi Syifa langsung saja membawanya ke kamar tamu yang sudah disiapkan para santriwati ndalem untuk menemui Aisha yang akan di rias.

Sengaja, Aisha di rias di kamar lain. Karena kamarnya tengah di dekor.

"Assalamualaikum," ucap Ummi Syifa dan beberapa tim MUA.

"Waalaikumsalam."

"Silahkan masuk Ummi," Maya yang membukakan pintu kamar pun mempersilahkan Ummi Syifa.

"Makasih nduk, mari mbak," ajak Ummi Syifa kepada tim MUA untuk masuk ke dalam.

Para MUA pun langsung masuk dan menyiapkan barang bawahannya.

Tidak lama kemudian, datanglah Aisha dari dalam kamar mandi dengan wajahnya yang basah karena sengaja ia cuci sebelum dirias oleh tim MUA.

"Yang natural saja yah mbak," pesan Ummi Syifa kepada salah satu mbak MUA.

"Nggih Bu Nyai, semua serahkan sama kita, pengantinnya udah cantik, di kasih bedak tipis aja udah pangling nanti tuh," ujar salah satu dari mereka yang bernama Nita mewakili. Membuat mereka tertawa renyah.

Dirasa semuanya sudah siap dan wajah Aisha juga sudah kering, Aisha pun langsung saja duduk tepat di tempat yang sudah disediakan oleh tim.

Tim MUA mulai beraksi mendandaninya dengan sangat hati-hati.

Karena ada tiga tim MUA, Maya dan Lisa pun juga langsung ikut didandani, sengaja Ummi Syifa menyewa beberapa tim karena untuk mempersingkat waktu.

"Pengantin nya cantik banget yah mbak Lin, ini baru gini lho" ujar salah satu tim MUA kepada temannya yang namanya Lina, memuji.

"Iyah mbak,  calon suaminya pasti pangling lihat Ning Aisha yang cuantekkk poll ini," goda Lina, dan yang lain ikut menanggapi. Aisha hanya tersenyum malu-malu.

"Hehe, nggak juga kok mbak, mbaknya bisa aja" ujar Aisha dengan malu-malu.

Aisha yang mendengar pujian itu hanya tersenyum, lalu menjawab seadanya.

Selebihnya Aisha dan juga tim pun fokus dengan fikiran dan kerjaan masing-masing, sekali tim MUA nya sedikit ngobrol dengan kondisi Aisha memejamkan mata menikmati setiap usapan dari alat make up.

®®®®®®®

"Ma sya Allah, cantik banget putri Ummi," ucap Ummi Syifa seraya membelai kedua pipi putrinya, seakan tidak mengenali putrinya.

Aisha tersenyum tipis.

Semuanya sudah siap, kerabat yang berkeinginan dirias juga sudah selesai, para MUA nya sedang di ruang tamu disuruh ummi Syifa makan.

"Selamat untuk mu sayang,  beberapa menit lagi, setatus mu sudah menjadi seorang istri, dan tanggung jawab Abi sudah pindah ke tangan suamimu. Selalu ingat pesan Ummi Nak, jadilah istri yang Sholihah, selalu menjaga hati, martabat dan kehormatan suamimu. Karena surganya istri ada pada suaminya. Jangan pernah membuat suamimu marah karena kenakalan mu ini," pesan Ummi Syifa kepada Aisha di akhiri dengan cubitan di pucuk hidung Aisha. Aisha sedikit merenggek.

Tes!

Ucapan Ummi Syifa diakhiri kata bercandaan tetap saj, setetes air mata berhasil lolos dari pelupuk mata Aisha.

GUS MBELING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang