Assalamu'allaikum.
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
.
.
.Semoga suka ya sama ceritanya, Aamiin!✨
***
"Jangan menunggu bahagia lalu bersyukur, tapi bersyukurlah maka kamu akan merasakan kebahagiaan."
-Habib Ali Zaenal Abidin Assegaf-
-----
Udara dingin di malam hari di kota Jakarta, tepatnya di daerah pondok pesantren Al-Fatwa menembus kulit para penduduknya.
Gus Riffat tengah berada di balkon kamar nya ditemani secangkir teh hangat serta laptop dan beberapa berkas kantornya, ia sedang menatap langit malam yang begitu indah di hiasi bintang dan bulan. MasyaaAllah.
Gus Riffat tengah memikirkan dengan pasti tentang perasaannya ini kepada Syafiqa.
Ya, mungkin ia rasa perkataan sahabatnya itu benar, bahwa ia telah jatuh cinta dengan gadis itu. 'Mencintai dalam diam.' mungkin itulah yang saat ini ia lakukan, ia tidak tahu bagaimana perasaan Syafiqa terhadapnya, ia dan Syafiqa pun juga baru kenal beberapa minggu ini tapi bukan berarti menjadi penghalang bagi rasa yang tumbuh di hatinya bukan?
Cinta bukanlah tentang seberapa lama engkau mengenal seseorang, tapi tentang seseorang yang yang membuatmu tersenyum sejak pertama engkau mengenalnya.
- Habib Syech Abdul Qodir Assegaff -
Tersadar dari lamunannya, Gus Riffat beristigfar beberapa kali, ia selalu berusaha untuk tidak larut dalam memikirkan perempuan yang bukan mahram nya.
Lantas kemudian, Gus Riffat pun segera membereskan dan mengambil laptop dan berkas-berkas kantor, ia masuk ke dalam kamar lalu melangkahkan kakinya memasuki kamar mandi untuk mengambil wudhu setelahnya ia berbaring di kasur, berdo'a lalu memejamkan matanya masuk ke alam mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIFFAT TSAQIB [END]
Short StoryKisah ini menceritakan dua orang yang saling mengagumi dan mencintai dalam diam. Riffat Tsaqib Agraj Fahim adalah seorang Gus dari pondok pesantren Al-Fatwa yang menempuh pendidikan di universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir. Saat selesai menempuh pendid...