40. Kenapa (?).

4.5K 314 1
                                    

Assalamu'allaikum.

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.

A STORY BY : JFNA

Semoga suka ya sama ceritanya,Aamiin!✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semoga suka ya sama ceritanya,Aamiin!✨

***

"Saat orang bicara buruk mengenai kita, padahal kita tidak pernah mengusik kehidupan mereka, itu pertanda bahwa kehidupan kita sebenarnya lebih indah dari mereka."

-Habib Syech Assegaf-

-----

Beberapa minggu kemudian..

Pagi ini, Gus Riffat sedang menyiapkan laptop dan berkas-berkas yang akan ia bawa ke kantornya. Sudah beberapa minggu ini jadwalnya sangat padat, karna urusan kantor yang mengharuskan ia untuk meeting setiap hari, perusahaannya yang sedang bekerja sama dengan beberapa klien, belum lagi minggu depan ia juga harus mengurus ujian kelulusan yang akan dilaksanakan di pondok pesantrennya.

Setelah siap dengan pakaian kantornya, Gus Riffat segera bergegas turun ke lantai bawah.

"Assalamu'allaikum, selamat pagi." Sapa Gus Riffat pada Ummi, Abi dan Kiya. Lalu ia duduk di salah satu kursi meja makan.

"Wa'alaikumsallam, pagi."

"Ummi, Riffat sarapan di kantor saja tidak apa-apa kan? Kayanya nggak bakal keburu waktunya, soalnya Riffat ada jadwal meeting sama clien yang ada di Singapura, takutnya mereka nunggu lama." Ucap Gus Riffat seraya ia melirik jam yang bertengger di tangannya.

"Yasudah, nggak apa-apa nak, tapi inget di kantor harus sarapan ya." Ucap Ummi Fatimah dengan senyuman hangatnya.

Gus Riffat membalasnya dengan tersenyum pula, lalu ia menganggukkan kepalanya pelan. "Iya Ummi, kalau gitu Riffat berangkat dulu ya, assalamu'allaikum." Pamit Gus Riffat mencium punggung tangan Ummi Fatimah, Abi, dan Kiya yang menyalimi tangannya.

RIFFAT TSAQIB [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang