16. Satu Mobil (?).

5.7K 413 0
                                    

Assalamu'allaikum.

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

A STORY BY JFNA

Semoga suka ya sama ceritanya, Aamiin!✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semoga suka ya sama ceritanya, Aamiin!✨

                                      ***

"Jangan mudah menyerah dan berbalik arah, ingat perjuangan mu untuk sampai ke titik ini tidaklah mudah, genggam erat erat Hidayah yang telah Allah berikan untuk mu."

– Al Habib Umar bin Hafidz-

-----

"Nisa, Ummi mau minta tolong, boleh?" Tanya Ummi Fatimah yang baru saja datang dari dapur.

Ustadzah Nisa menganggukkan kepalanya. "Boleh, Ummi. Mau minta tolong apa?" Tanya Ustadzah Nisa seraya tersenyum.

"Ummi minta tolong belikan ini, ya? Udah Ummi tulis kok, ini list nya." Sahut Ummi Fatimah sembari memberikan kertas list itu pada Ustadzah Nisa.

Ustadzah Nisa menerima kertas tersebut, ia melihat nya sekilas, lalu kembali menatap Ummi Fatimah yang berbicara.

"Nanti kamu belanjanya di supermarket aja ya, diantar Gus Riffat sama Kiyara." Lanjut Ummi Fatimah.

"Nggih, Ummi." Jawab Ustadzah Nisa.

"Kamu panggilkan dulu saja Kiya di kamar nya ya." Suruh Ummi Fatimah.

"Nanti biar Ummi panggilkan Gus Riffat di perpustakaan ndalem." Lanjut Ummi.

Ustadzah Nisa mengangguk pelan, pertanda ia menjawab 'iya'. "Kalo gitu, Nisa izin ke kamar Ning Kiya dulu ya, Ummi."

"Iya, nak."

Ustadzah Nisa melangkahkan kakinya menuju lantai dua kamar Kiya, kamarnya sebelahan dengan kamar Gus Riffat.

RIFFAT TSAQIB [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang